Nasional

MRT Jakarta Raup Pendapatan Rp50,4 Miliar

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - PT MRT Jakarta mengantongi 30 persen dari target pendapatan sebesar Rp168 miliar di sepanjang tahun ini. Pendapatan yang diperoleh berasal dari penjualan tiket.
Hitung punya hitung, berarti Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini membukukan pendapatan dari penjualan tiket sebesar Rp50,4 miliar.

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan perhitungan pendapatan itu untuk periode Mei 2019 hingga pertengahan Juli 2019. Ia menyebut penjualan tiket pada masa awal beroperasi, yakni akhir Maret-April 2019 belum efisien.

"Tapi kan sekarang Juli, kami baru mulai hitung Mei kemarin. Efektifnya sejak pendapatan masuk (akhir Maret 2019), tapi kan kami terapkan diskon 50 persen. Sekarang, kami baru mulai dengan pemberlakuan tarif penuh," terang dia, Kamis (11/7).

Ia optimistis mencapai target yang ditetapkan sejak awal. Pasalnya, jumlah pengguna MRT kian bertambah dibandingkan April lalu atau masa awal mass rapid transit (MRT) beroperasi.

"Belum bisa saya bilang pendapatan berapa, tapi dengan pengguna yang sudah 80 ribu-90 ribu per hari itu angka yang cukup bagus," kata William, Kamis (11/7).

Pada awal beroperasi, jumlah penumpang MRT hanya berkisar 60 ribu per hari. Dengan kenaikan jumlah penumpang, manajemen mengaku belum berniat untuk menaikkan target pendapatan dari tiket.

"Saya belum berani kasih estimasi itu kan kami baru beberapa bulan ya (beroperasi). Tapi saya bisa katakan hari ini kami sesuai dengan perhitungan untuk mewujudkan capaian pendapatan kami dari tiket," ucapnya.

Selain dari tiket, perusahaan juga akan mendapatkan pendapatan dari lelang hak penamaan (naming right) oleh sejumlah perusahaan di beberapa stasiun MRT, gerai ritel, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), iklan, dan telekomunikasi yang seluruhnya berada di stasiun.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin mengatakan perusahaan menargetkan pendapatan non tiket sebesar Rp94 miliar tahun ini. Kontribusi terbesar didapat dari lelang hak penamaan.

Beberapa stasiun yang namanya ditulis dengan identitas korporasi, antara lain Lebak Bulus Grab, Setiabudi Astra, Dukuh Atas BNI, dan Istora Mandiri.

"Kami lewat proses lelang, yang paling tinggi penawarannya dapat. Khusus Lebak Bulus penawaran langsung dari Grab karena yang ditawarkan juga tinggi," tandas Kamal.


Tulis Komentar