Dunia

Toko Sex Toys Pendobrak Tabu Masyarakat Kuba

Ilustrasi sex toys

GILANGNEWS.COM - Kaget. Satu kata ini barangkali cukup menggambarkan apa yang dirasakan seniman Yanahara Mauri, Javier Alejandro Bobadilla, dan Joan Diaz. Proposal pertunjukan panggung dan pop up store khusus mainan seks di tempat umum diterima oleh Havana Biennial. Nama terakhir merupakan gelaran seni terbesar di Kuba.

Meski seks tak lagi dianggap sebagai barang aneh bagi masyarakat Kuba, namun sebagian besar dari mereka masih tabu soal mainan seks. Para pria berasumsi bahwa dildo atau vibrator adalah ancaman dan diperuntukkan hanya bagi kaum homoseksual.

Di negara komunis ini, distribusi untuk segala sesuatu yang dianggap cabul bakal dilarang. Tak ada 'toko seks' atau penjual resmi sex toys. Orang Kuba musti mendatangkan sex toys dari luar negeri dan menjualnya secara diam-diam.

Pertunjukan dan toko hasil karya Mauri dan kawan-kawan seolah mendobrak tabu di Kuba. Proyek mereka terletak di tempat hiburan malam, Cuban Art Factory. Mereka menciptakan 'phallic sculptures' tembus bahaya dalam berbagai warna dari merah muda ke hijau. Beberapa berisi permainan kata pada slogan-slogan resmi Kuba seperti 'Until Victory, Always' (Sampai kemenangan, selalu).

"Kami ingin mendobrak tabu. Di seluruh dunia, ini wajar saja," kata Mauri, mengutip media.

Bahan-bahan untuk sex toys cukup langka dan mahal di Kuba. Mereka harus pandai mengganti bahan, misal penggunaan resin untuk pembuatan dildo. Resin membuat dildo lebih keras daripada bahan umumnya, silikon.

Namun, tak dinyana, toko seks mereka mendapat perhatian besar dari pengunjung. Dari total 500 karya, hampir semua terjual.

"Kami beli empat [patung] karena penasaran, mereka bikin terangsang," kata seorang pengunjung, Wilfredo Santos.


Tulis Komentar