Riau

Tokoh Adat dan Lintas Agama di Riau Bersatu Tolak Radikalisme dan Jaga Kamtibnas

Tokoh lintas agama dan suku, foto bersama usai melaksanakan sosialisasi, yang dimotori LAMR Riau melalui FPK, Sabtu (7/12/2019) di Pekanbaru, terkait harus menjaga suasana Kamtibmas, serta mengaja silaturahmi dan toleransi antar sesama, agar tercipta hubu

PEKANBARU- LAMR Riau melalui Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Riau, serta sejumlah tokoh masyarakat di Riau, mengajak masyarakat di Bumi Lancang Kuning, untuk ikut menjaga situasi kondusif. Terutama menjaga suasana Kamtibmas, situasi yang selalu aman dan harmonis di Riau.

Masyarakat Riau, yang kental dengan adat Melayu dan saling menghormati antar sesama, diharapkan tidak terpancing oleh isu-isu provokatif. Hal ini disampaikan Sekjen LAM Riau H Nasir Penyalai SH, dalam diskusi bersama tokoh lintas agama di Riau, Sabtu (7/12/2019) di Pekanbaru.

"Kami bersinergi dengan Forum Pembauran Kebangsaan di Provinsi Riau, dalam menyikapi fenomena yang terjadi di negara kita, khususnya Riau. Kita mengajak untuk terus menjaga keharmonisan dan keharmonian, ketentraman dan hidup bersama," kata Nasir Penyalai di sela-sela diskusi.

Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya, Ketua Persatuan Tionghoa Indonesia (PITI) Riau dan Ketua Harian Persatuan Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Jailani Tan, Ketua Bidang Infokom DPP IKJR, H Widodo SH, Ketua IWKR Drs Eva Firman MH, Polisi Adat LAM Riau Syafrizal, serta Pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Riau.

"Kami juga mengajak untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan, dalam bingkai Kebhinekaan dari NKRI. Kami juga mengajak untuk selalu menjaga keamanan, ketertiban masyarakat (Kamtibmas), dengan mewujudkan kedisiplinan dan taat terhadap aturan hukum dan undang-undang yang berlaku," sebutnya menambahkan.

Lebih lanjut disampaikan, bahwa orang orang Melayu, masyarakat yang senantiasa membuka diri dan membaur dengan elemen mana pun. Bahkan bukti sejarah, bagaimana hubungan Gajah Mada dengan Hangtuah. Mereka begitu bersinergi meski berbeda kerajaan saat itu.

"Apa kata Hangtuah kepada Gajah Mada, kalau roboh Kota Malaka, papan di Jawa saya dirikan. Tumbuh bagai dikata, nyawa dan badan saya berikan. 
Artinya, sepenanggungan dan senasib antara dua bangsa antara kerajaan Majapahit dan Melayu. Kenapa tidak kita ikuti sekarang ini, dengan kenyamanan masyarakat yang hiruk-pikuk yang terganggu dengan kepentingan sesaat," paparnya.

Nasir Penyalai juga mengajak semua elemen untuk bercermin diri, untuk meninggalkan hal-hal kecil yang jadi perseteruan. Jangan persoalan etnis jadi masalah besar. Yang harus diperjuangkan sekarang, bertekad bisa membangun ekonomi, infrastruktur, adat istiadat dan kearifan lokal, yang harus dijaga bersama. 

"Makanya kami di Lembaga Adat ini melalui FPK, melalui etnis Melayu, Tionghoa, Jawa, Batak, Bugis dan lainnya tidak ada persoalan. Yang menjadi persoalan saat ini adalah ekonomi. Bagaimana jalan parit tersumbat kita lancarkan, untuk itu, kita menolak semua kepentingan Identitas dan kepentingan sesaat, semua kita buang. Yang perlu kita ciptakan keharmonisan, kenyamanan sehingga negara kita disegani oleh negara lain. Mari kita tolak hoax, jangan kita kembangkan," pintanya. 

Lebih dari itu, Lembaga Adat juga mengajak masyarakat, untuk menolak segala bentuk tindakan radikalisme, yang mengatasnamakan agama. Karena tindakan tersebut merupakan kesalahan individu, bahkan agama manapun tidak membenarkan tindakan radikalisme tersebut.

Perlu digarisbawahi, bahwa pihaknya sangat berterimakasih kepada pemerintah pusat, memilih Riau menjadi rujukan bahwa budaya Melayu itu adalah budaya yang merangkul dan menciptakan suasana kondusif.

Karena itu, mari sama-sama maju di Riau, dari suku mana pun. Bahwa masyarakat di Riau tak risaukan hiruk-pikuk yang sempat terjadi, karena masyarakat Riau adalah cinta NKRI. Hal ini sesuai pula dengan bait di gurindam dua belas Raja Ali Haji sebagai bapak bahasa dan ada tunjuk ajar dari Tennas Effendi sebagai bapak Adat. 

"Jangan kita berseteru sesama sebangsa. kami mengajak dan menolak semua yang berkepentingan memecah belah umat, pemahaman radikalisme dan sukuisme. Lebih dari itu, kami mengajak segenap masyarakat, untuk selalu bersinergi dengan pemerintah, TNI, Polri, untuk mewujudkan visi misi pembangunan yang merata, dan selalu menyelesaikan permasalahan dengan cara kebersamaan. Sehingga tercipta solusi yang baik dan bermanfaat untuk semua masyarakat," katanya berharap.

Dalam kesempatan itu, Nasir Penyalai juga berharap kepada aparat hukum, agar bekerja sesuai aturan hukum yang ada. Jangan ada tebang pilih, tapi pilih lah untuk ditebang. ***


Tulis Komentar