Nasional

Diviralkan Mahal, Bengkel Tambal Ban Rp 600 Ribu Justru Naikkan Harga

Daftar harga tambal ban di bengkel Selangit.

GILANGNEWS.COM - Meski banyak mendapat komentar pedas karena jasanya yang mahal, pihak bengkel tambal ban 'Selangit' malah menaikkan harga tambal ban. Sebelumnya harga tambal ban press silicon paling mahal Rp 250 ribu, kini dirinya mengganti nama jasa dan harga tambal ban dengan harga paling mahal Rp 275 ribu.

"Ya kita sesuaikan dengan harga viral kemarin. Tapi kita pisah. Press silicon tubeless seharga Rp 185 ribu. Sedangkan satu lagi press silicon rubber seharga Rp 275 ribu. Kalau dulu kita range Rp 180 ribu hingga Rp 250 ribu tergantung kerusakan, jenis ban dan ukuran," ujar Acey Sucahyono, pemilik bengkel tambal ban Selangit kepada wartawan, Selasa (7/7/2020).

Acey mengklaim, press silicon ini adalah salah satu metode tambal ban pertama dan paling mahal di Banyuwangi. Menurutnya, bengkel miliknya adalah pelopor tambal ban jenis tersebut.

"Saya menerima semua menyebutkan mahal, karena ini sudah sesuai. Bahkan saya berani memberikan garansi seumur ban, sampai ban gundul," jelasnya.

Dia mengaku semenjak ramai jadi perbincangan karena jasa pelayanan yang dirasa tidak masuk akal, banyak masyarakat yang mengambil foto pada bengkelnya tersebut.

Oleh netizen, foto bengkelnya diunggah di media sosial dengan menuliskan keterangan bengkel termahal sedunia ataupun bengkel tambal ban harga selangit.

"Sejak kejadian itu banyak orang lewat yang foto-foto bengkel. Setelah itu semua orang menyebut tambal selangit," pungkasnya.

Sebuah foto kuitansi biaya tambal ban harga selangit di Banyuwangi viral di media sosial. Dalam kuitansi tersebut, tertulis nominal Rp 600 ribu untuk ongkos jasa dan jenis tambal ban.

Foto tersebut viral di WhatsApp Grup (WAG) di Banyuwangi, Sabtu (4/7/2020). Foto tersebut langsung menyebar cepat dan mengundang banyak komentar.

Dalam kuitansi itu tertulis 2 bongkar pasang Rp 50 ribu dan 2 press silicon Rp 550 ribu. Dan juga tertera nama bengkel yang beralamatkan di Jalan dr Soetomo.


Tulis Komentar