Nasional

28 Penerbangan Terganggu saat Kepulangan Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta

GILANGNEWS.COM - 28 penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta dinyatakan terganggu pada Selasa (10/11/2020) akibat kemacetan dan membludaknya massa yang menjemput Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab pulang dari Arab Saudi.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan, imbas kemacetan dari ramainya massa FPI menjemput kepulangan Habib Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 28 penerbangan terganggu.

Saat ini pihaknya tengah menangani penumpang yang mengalami keterlambatan penerbangan. Bagi penumpang yang terdampak, tak akan dikenakan biaya jika ingin melakukan penjadwalan ulang atau membatalkan penerbangannya.

“Total ada 28 penerbangan yang terganggu,” kata Novie.

Kemacetan itu terjadi tidak hanya di sepanjang jalan menuju Bandara Soekarno Hatta Tangerang saja, melainkan hampir di sebagai besar Kota Jakarta mulai dari daerah Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan di beberapa titik Jakarta Selatan serta Jakarta Timur.

Akibat dari kerumunan massa FPI yang membludak itu, sejumlah kerusakan terjadi di fasilitas umum bandara Soekarno-Hatta dan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 menjaga jarak terlihat jelas terabaikan.

Ketua DPP PKB Daniel Johan yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR, menyayangkan peristiwa tersebut. Serta menyayangkan terkesan tidak adanya upaya pencegahan yang diterapkan. Menurut Daniel, dirinya sudah memprediksi keramaian seperti ini akan terjadi saat Rizieq tiba di Indonesia.

"Kalau saya pribadi sudah memprediksi akan seperti ini, kan bukan pertama kali mereka turun. Sangat disayangkan dengan peristiwa yang sudah terjadi ini, penerbangan terganggu, kerusakan fasilitas umum dan akhirnya jaga jarak hanya tinggal slogan semata," kata Daniel kepada wartawan, Senin (10/11/2020).

Daniel Johan menilai massa yang rela datang berbondong-bondong menjemput ke Bandara Soetta mewujudkan bentuk kerinduan terhadap Rizieq. Karena itu, kerinduan tersebut membuat pertimbangan aspek kesehatan menjadi kurang penting.

"Tapi nasi sudah jadi bubur, yang penting tertib dan saling menjaga keselamatan selama penjemputan. Masukan dan imbauan untuk menghindari kerumunan demi kebaikan semua peserta dan masyarakat kan sudah diberikan selama ini," kata Daniel.


Tulis Komentar