GILANGNEWS.COM  - Emma Morano merayakan ulang tahunnya yang ke-117 pada Selasa (29/11). Warga Italia itu lahir pada 29 November 1899.

Sumber Agence France-Presse melaporkan, Morano merupakan satu-satunya orang kelahiran abad ke-19 yang masih hidup hingga kini. Ditemui di kediamannya pada akhir Oktober lalu, Morano mengungkapkan sedikit rahasia panjang umurnya. Ternyata, ia biasa menghindari obat-obatan kimiawi.

"Saya makan dua butir telur per hari. Itu saja. Dan juga kue. Tapi, saya tidak makan banyak, karena saya sekarang tidak punya gigi," tutur Morano saat ditemui di Verbania, Italia, akhir bulan lalu, seperti dikutip AFP. Di kamarnya, tampak sertifikat Rekor Dunia Guinness, yang mendeklarasikan Morano sebagai manusia tertua di dunia.

Morano mengaku gembira dengan acara ulang tahunnya kali ini. Orang-orang berkumpul dan merayakannya bersama-sama. Rata-rata, pengunjung takjub betapa Morano sudah menapaki usia lebih dari satu abad seperti dilansir Republika.co.id

"Orang-orang berkunjung. Saya tak mengundang siapapun tapi mereka datang saja. Ada yang dari Amerika, Swiss, Austria, Turin, Milan. Mereka datang dari banyak tempat untuk melihat saya," katanya tersenyum.

Sambil bercanda, ia menolak memakan kue ulang tahun. "Tahun lalu saya makan sedikit, tapi jadi sakit." Emma Morano hidup sendirian. Ketika masih aktif, ia bekerja di pabrik karung goni untuk menafkahi diri.

Ia merupakan anak tertua dari delapan bersaudara. Pada 1938, ia terpaksa meninggalkan suaminya yang berwatak keras. Itu terjadi ketika anaknya yang masih bayi meninggal dunia.

Selama 20 tahun terakhir, Morano tinggal di apartemen kecil pinggir danau di Verbania. Dalam setahun terakhir, ia hanya bisa berbaring di atas ranjangnya. Namun, ingatannya masih cukup tajam, meskipun telinganya sudah agak tuli dan ia sudah kesulitan berbicara.

Masyaarkat Kota Verbania bangga dengan warga seniornya itu. Untuk merayakan ulang tahun Morano kali ini, akan ada pagelaran musik yang memainkan lagu-lagu dari tiga abad terakhir. Buku biografi Morano berjudul “Wanita yang telah Memandang Tiga Abad” juga segera diluncurkan.

Editor     : Atika Wulandari