Dewi menyoroti persoalan zonasi sekolah yang dianggap masih menjadi momok di Dapil 1. Ia selalu mendengarkan keluhan masyarakat yang sulit masuk ke sekolah favorit meskipun sekolah tersebut berada diwilayahnya sendiri, Dewi menyatakan keinginannya untuk mengembalikan sistem penerimaan siswa berdasarkan nilai tertinggi, seperti pada masa lalu.

"Saya ingin memberikan solusi konkret terhadap permasalahan pendidikan, agar anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, maka penerimaan siswa harus berdasarkan NEM sehingga jelas dan tidak ada lagi siswa titipan seperti yang terjadi hari ini" tegas Dewi.

Selain itu, Dewi juga menggarisbawahi urgensi penanganan anak jalanan, yang perlu diberikan wadah khusus dan pendampingan untuk menghindari kegiatan yang merugikan diri mereka sendiri. Selaras dengan itu, program prioritas Dewi juga mencakup penanganan kasus KDRT.

kita berharap anak anak jalanan supaya bisa mengenyam pendidikan serta jauh dari narkoba yang mana kita di pekanbaru sangat riskan dengan narkoba karena riau sebagai gerbang dimana masuk barang haram ke wilayah riau  dan ini adalah salah satu secara tidak langsung membunuh masa depan anak anak  jadi harus ada pembinaan khusus dan sindikat di jalan yg mempekerjakan anak anak jalanan harus di tangkapin dan di jerat dengan hukum , supaya ini salah satu upaya pemerintah utk menyelamatkan masa depan anak anak jalanan karena merekalah yg nantinya akan menjadi penerus generasi kita selanjutnya, saya rasa pemerintah mampu utk menyelesaikan kasus tersebut jika kita semua bisa konsen untuk hal tersebut

Tak hanya di bidang pendidikan, Dewi turut prihatin dengan masalah sosial seperti kasus perceraian yang tidak bertanggung jawab terhadap anak. Untuk itu, ia berencana memberikan pelatihan dan dukungan kepada perempuan agar mandiri melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Melalui kekuatan perempuan, kita dapat mengembangkan program positif untuk membuat mereka mandiri," kata Dewi dengan semangat.

Dewi, yang saat ini berusia 52 tahun, menegaskan bahwa dirinya mencalonkan diri bukan untuk mencari uang. Sebagai seorang pengusaha yang merasa cukup dengan kehidupan yang dimiliki, Dewi ingin memberikan dampak positif bagi masyarakat.

"Jika diberikan amanah, saya tidak akan mencari uang. Saya mencalonkan diri agar saya dapat berguna bagi masyarakat," ujarnya tegas.

Dengan target suara 3000-3500, Dewi melakukan pendekatan persuasif, door-to-door, dan menggali harapan langsung dari masyarakat. Ia menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk mencari popularitas, melainkan untuk mewakili suara masyarakat di Dapil 1 Pekanbaru.

"Saya sudah berumur 52 tahun dan tidak tahu kapan umur saya diambil oleh Allah SWT. Saya sudah selesai dengan hidup saya, anak-anak saya sudah mandiri. Hari ini, saya mencari kebaikan untuk dibawa nantinya di akhirat," pungkas Dewi dengan tulus.

Dewi Satpa Maria, dengan tekadnya yang kuat, menunjukkan bahwa di balik setiap langkahnya ada niatan tulus untuk membangun dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Pekanbaru, menjadikannya salah satu caleg yang patut diperhitungkan dalam perhelatan Pemilu 2024 mendatang.

Galery foto kegiatan Dewi Satpa Maria ditengah masyarakat  :

Sumber : GN 1 /  Editor : ZULFIKRI SH