Perjalanan Hidup Seorang

Perjalanan Hidup Seorang ''PETARUNG'' H. Parisman Ikhwan SE, MM

H. Parisman Ikhwan SE, MM

PEKANBARU - Parisman Ikhwan, atau akrab disapa Iwan Patah, adalah contoh nyata perjalanan hidup yang menginspirasi dari keadaan sulit hingga menjadi tokoh yang dihormati di masyarakat Pekanbaru. Dalam kilas balik hidupnya, kita dapat melihat bagaimana kehidupan Parisman telah berubah dari seorang anak miskin yang harus menghadapi penderitaan dan kehilangan hingga menjadi pemimpin yang gigih dan berdedikasi.

Sebagai anak dari seorang supir Bus Gagak Hitam, Parisman tumbuh dalam kondisi ekonomi yang sulit, diperburuk dengan kematian ayahnya saat usianya baru enam tahun. Kehidupan keluarga yang ditinggalkan oleh tulang punggung keluarga tersebut membuat mereka harus berjuang keras, bahkan hidup sebagai anak yatim. Meski demikian, Parisman dan saudara-saudaranya tidak menyerah dan terus berjuang meski harus menghadapi cemoohan dari lingkungan sekitar.

Ibunya, yang hanya tamatan SD, menjadi sosok pahlawan bagi keluarga ini. Dengan usaha dan perjuangannya yang tidak kenal lelah, ibu Parisman berusaha mencari nafkah setiap hari agar keenam anaknya bisa makan. Mereka tinggal dalam gubuk sederhana, tidur bersama ayam (karena dibawah tempat mereka tidur merupakan kandang ayam,red), dan berjuang untuk bertahan hidup di tengah keterbatasan.

Ketika Parisman memasuki SMP, kehidupannya mengalami perubahan besar. Meskipun kondisi keluarganya masih miskin, ia merasa seperti orang kaya di Pekanbaru. Bagaimana bisa? Parisman memiliki kemampuan bergaul yang baik dan banyak teman dari latar belakang ekonomi yang lebih baik.

Hal ini membuatnya bisa "menumpang tidur" di rumah teman-teman yang lebih mampu, bahkan mengalami pergantian tempat tidur setiap harinya. Parisman juga mengungkapkan hobinya yang luar biasa, yaitu balapan motor. Meskipun di rumahnya tidak ada motor, ia bisa berpindah-pindah sekolah dan berganti motor setiap hari, merasa seperti orang kaya karena memiliki teman-teman yang bisa memberinya pengalaman tersebut.

Perjalanan hidup Parisman terus berlanjut hingga ia menamatkan SMA di tiga tempat yang berbeda. Kehidupan yang sulit dan perjuangan kerasnya sejak kecil membentuk karakternya yang kuat dan penuh semangat.

Setelah menamatkan SMA, hidupnya membawa perubahan signifikan ketika beliau memulai perjalanannya ke Padang. Keberuntungan tampaknya menghampiri Parisman ketika beliau bertemu dengan seorang pengusaha kontraktor ternama, Bapak Hanifi Hasibuan, yang pada akhirnya menjadi mentor dan figur penting dalam hidupnya.

Awalnya diangkat sebagai sopir, Parisman kemudian menjadi pegawai, bahkan menjadi bodyguard Bapak Hanifi. Hubungan ini berkembang menjadi lebih dari sekadar hubungan kerja, tapi menjadi persahabatan yang mendalam. Parisman dibawa ke dalam kehidupan keluarga Hanifi di Padang, di mana ia merasakan kehidupan yang jauh berbeda dari masa kecilnya di Pekanbaru.

Di Padang, Parisman diberikan segala fasilitas dan kenyamanan, bahkan ke kampusnya pun ia bisa pergi dengan mobil pribadi. Keadaan ini membuatnya terlihat seperti anak orang kaya di mata teman-teman kampusnya. Namun, ia menyadari bahwa ini semua berkat dukungan dan kemurahan hati Abang angkatnya, Bapak Hanifi Hasibuan.

"Seolah menjadi anak orang kaya di Padang, padahal itu adalah Abang angkat saya saja," ungkap Parisman. Ia menuturkan bagaimana kehidupan di Padang membuatnya bisa bergaul dengan anak-anak pejabat dan orang kaya lainnya, sehingga mampu mensejajarkan diri dalam lingkungan tersebut.

Namun, perjalanan hidupnya tidak berhenti di Padang. Setelah proyek Abang angkatnya selesai di sana, Parisman memutuskan untuk ikut ke Jakarta. Meski ada tawaran untuk tetap tinggal di Padang datang, Parisman memilih untuk menyelesaikan pendidikannya di Jakarta. Keputusan ini menandai perjalanan baru dalam hidupnya.

"Saya menyelesaikan S1 saya di Jakarta karena saya tidak memiliki siap-siapa di Padang, dan saya berfikir pada masa itu lebih baik saya ikut ke Jakarta," jelas Parisman. Kehidupannya di Jakarta pun berlanjut, ia terus bekerja keras dan membangun jalannya sendiri, bergabung dengan komunitas anak-anak Pekanbaru yang berada di ibu kota.

Setelah Abang angkatnya meninggal dunia, Parisman memutuskan untuk berdiri sendiri di Jakarta, bergabung dengan tim teman-teman yang telah dibangunnya. Meski di kota besar yang serba sibuk, ia merasa seperti berada di kampung halaman sendiri karena keberadaan teman-teman akrabnya.

Di Jakarta, Parisman terus melangkah dengan rasa percaya diri, meskipun kenyataannya ia adalah seorang yang berasal dari keluarga sederhana. Seiring waktu, ia bahkan bergabung dengan lingkaran anak-anak petinggi negara seperti Ari Sigit cucu Soeharto, Oddie Agam, dan Sigit. Pada tahun 1998, ia menikah dengan seorang dokter, membentuk keluarga yang kokoh.

Namun, panggilan tanah kelahiran akhirnya membawanya kembali ke Pekanbaru pada tahun 2005. Parisman memutuskan untuk terjun ke dunia kontraktor dan bekerja dengan Dinas PU Kota Pekanbaru. Berbekal ilmu yang diperoleh dari Abang angkatnya, ia mulai membangun karier dan mendapatkan proyek pertamanya.

"Alhamdulillah dengan ilmu yang diberikan oleh Abang angkat saya waktu itu dapat saya terapkan di Pekanbaru," ucapnya. Dengan tekad dan kerja kerasnya, Parisman mulai merasakan keberhasilan perlahan-lahan. Proyek-proyeknya di Dinas PU Kota Pekanbaru membuka pintu menuju dinas provinsi Riau, di mana Parisman semakin dikenal.

Pada tahun 2014, Parisman dipercaya untuk menjadi pengurus Gapensi Riau, dan pada tahun 2016, ia terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum Gapensi Riau. Jejak kepemimpinannya semakin mengukuhkan diri saat ia masuk ke Kadin Riau sebagai wakil ketua.

Namun, perjalanannya tak berhenti di situ. Parisman diperkenalkan ke dunia politik pada tahun 2017, ketika ia diminta untuk bergabung dengan partai Golkar. Pada tahun 2019, tanpa banyak ekspektasi, ia maju sebagai calon legislatif dapil Pekanbaru. Meski dihadapkan pada tokoh-tokoh Golkar yang kuat, Parisman berhasil mencetak sejarah dengan menjadi satu-satunya caleg Golkar yang terpilih di dapil 1 Kota Pekanbaru.

"Saya dilantik sebagai anggota DPRD, karena ini merupakan tempat baru bagi saya dan saya harus cepat banyak belajar," ungkapnya. Perjalanan politiknya menjadi semakin menarik ketika ia terpilih sebagai Ketua Komisi IV. Kendati dihadapkan pada banyak senior partai politik, Parisman terpilih sebagai pemimpin mereka.

Dalam mengakhiri ceritanya, Parisman memberikan pesan inspiratif. "Waktu saya kecil dulu, orang menilai saya sebagai orang yang tidak akan berhasil. Semua hidup ini dijalani saja," ujarnya. Kesuksesan Parisman tidak hanya mencerminkan ketekunan dan kerja kerasnya, tetapi juga menegaskan bahwa takdir bisa berubah, dan setiap perjuangan memiliki akhir yang manis.

Curriculum Vitae - Parisman Ikhwan

Informasi Pribadi:

Nama: Parisman Ikhwan
Tempat/Tanggal Lahir: Pekanbaru, 25 Maret 1967
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Warga Negara: Indonesia
Status: Menikah
Alamat: Jl. Kelapa Gading No. 17A, RT. 002, RW. 003, Kel. Tangkerang Labuai, Kec. Bukit Raya, Pekanbaru
Kontak:
Telepon: 0811769993
Email: parismanihwann@gmail.com
Instagram: parismanihwan
Facebook: parismanihwan_officials


Jabatan:

Sekretaris Fraksi Partai GOLKAR DPRD Provinsi Riau
Ketua Komisi IV (D) DPRD Provinsi Riau


Pengalaman Keorganisasian:

DPRD Provinsi Riau: 

Sebagai Ketua Komisi IV DPRD Riau (2019 – Sekarang)
Partai GOLKAR Provinsi RIAU:  Wakil Ketua Bidang (2020 - 2025)

Ketua Umum (Sampai sekarang)
FORKI Provinsi RIAU:  Ketua Umum (Sampai sekarang)
GAPENSI Provinsi RIAU: Pembina (Sampai sekarang)


Pendidikan:

Formal:

SDN 52 PEKANBARU (Berijazah)
SMPN PEKANBARU (Berijazah)
SMAN PEKANBARU (Berijazah)
S1 MANAJEMEN (Berijazah)
UNIVERSITAS LANCANG KUNING, S2 MANAJEMEN (Berijazah)


Penghargaan:

Pemenang Pemilu Dapil I (Pekanbaru)
No. KTA: NPAPG 1471070158170003


Tulis Komentar