PEKANBARU - Tangis pilu menyelimuti raut wajah para korban banjir di Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Ribuan warga harus meninggalkan rumah mereka yang terendam air, mencari perlindungan di posko-posko pengungsian yang penuh sesak.
Di tengah situasi sulit itu, Anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi Golkar, Syamsul Bahri, hadir untuk memberikan dukungan moril dan memantau langsung distribusi bantuan kepada para korban.
Kunjungannya yang berlangsung sejak selepas tarawih hingga waktu sahur pada Sabtu (8/3) itu turut didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Idrus.
"Luar biasa penderitaan yang dialami masyarakat Rumbai. Malam itu hujan lebat mengguyur, menambah kepanikan di posko-posko penanggulangan banjir yang sudah seperti pasar karena ramainya warga yang mengungsi," ujar Syamsul.
Menurut data yang diterima Syamsul Bahri, sekitar 7.000 warga terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda wilayah tersebut. Kondisi ini memperkuat desakan agar pemerintah segera mencari solusi permanen guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.
"Memang sudah seharusnya ada pintu air di kawasan Sudirman ujung, dekat Parit Belanda, serta pemasangan pompa air yang memadai. Ini butuh kerja sama antara Pemko Pekanbaru, Pemerintah Provinsi Riau, dan Pemerintah Pusat," tegas Syamsul.
Ia menambahkan, upaya penanganan sudah mulai terlihat di Kelurahan Sri Meranti dengan pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir senilai Rp 104 miliar. Syamsul berharap, langkah serupa juga bisa diterapkan di Meranti Pandak agar masyarakat tidak lagi dihantui rasa cemas setiap hujan deras turun.
"Selain itu, pembangunan turap di sepanjang Parit Belanda juga sangat penting untuk mengendalikan aliran air yang sering meluap," pungkas Syamsul.
Sementara itu, di posko pengungsian RW 18 Kelurahan Sri Meranti, derita para korban terasa nyata. Anak-anak berbaring di atas tikar seadanya, sementara para ibu berusaha menenangkan buah hati mereka yang gelisah karena kedinginan.
"Kami hanya bisa berdoa semoga ada solusi cepat. Harta benda kami sudah banyak yang rusak," ujar Surti (45), warga setempat dengan suara bergetar.
Tragedi banjir di Rumbai ini menjadi pengingat bahwa solusi jangka panjang sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat hidup dengan rasa aman dan nyaman, tanpa takut kehilangan tempat tinggal mereka lagi.
Tulis Komentar