GILANGNEWS.COM - Dua pria yang diduga pelaku pembunuhan sadis satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur, dikabarkan telah ditangkap.
Berdasarkan informasi yang diterima, mereka dikabarkan diringkus di Gang Kalong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016).
Mereka bernama Ramlan Butar Butar alias Pincang dan Erwin Situmorang.
Keduanya dibekuk di rumah adiknya Ramlan.
Hingga berita ini disusun, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.
Mendapatkan kiriman sejumlah foto yang diduga adegan penangkapan kedua pria tersebut.
Dalam foto itu, terlihat seorang pria berkaus strip horizontal tengah tersungkur menyamping dengan bercak darah di celana dan muka.
Sementara itu, di foto lainnya, terlihat seorang pria berkaus abu-abu dan bercelana jins dalam posisi telungkup dengan simbah darah di wajahnya.
Seperti diketahui Pemilik rumah di Pulomas, Dodi Trianto (59) tewas bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9) yang juga meninggal.
Teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto, juga tewas dalam penyekapan itu.
Hasil otopsi memastikan mereka meninggal karena kehabisan oksigen.
Mereka yang selamat adalah anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (6), serta tiga pekerja di rumah Dodi yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41).
Dugaan motif pembunuhan
Khalayak dikejutkan oleh peristiwa tragis yang merenggut nyawa satu keluarga. Ungkapan kegeraman pun muncul, beberapa mencoba menganalisa, Rabu (28/12/2016).
Atas dasar apakah hingga peristiwa sadis ini terjadi.
Nyawa seolah tak berharga hingga ditumpuk dalam ruangan sempit 1,5 meter x 1,5 meter.
Pengusaha sukses Dodi Triono dan anggota keluarganya dihabisi dengan cara tak manusiawi.
11 Orang kehabisan nafas, enam orang meninggal dunia dan lima berhasil diselamatkan.
"Pelaku pasti manusia, tapi fisiknya saja. Jiwanya hitam, dikuasai penuh oleh iblis, maka sanggup berbuat durjana hingga tdk ada belas kasih bahkan buat anak perempuan kecil sekalipun."
"Ya Allah, ampunilah dosa2 para korban, tempatkan mereka dlm damai surgaMu."
Komentar sebuah akun dengan nama Jonni Sahputra.
Banyak netizen seperti Johni yang merasa kaget dan mengutuk peristiwa tersebut.
Melalui kolom komentar pada berita di bawah ini, bermunculan pendapat-pendapat netizen.
Doa mengalir untuk para korban semoga mendapat tempat terbaik.
Tak sedikit yang mencoba menganalisa bahkan meramalkan kalau tak sampai satu minggu para pelaku bisa tertangkap.
"1, Motifnya pembunuhan krn tdk ad barang yg hilang.."
"2, Pelaku ada 2 kmngkinan,1 orang byaran, 2 orang yg dikenal."
"3, motif pembunuhan bsa jd krn dendam, sakit hati / ingin mndapatkan keuntungan dr kmatian korban."
"4, periksa saksi yg hidup, telurusi alat komunikasi, cek cctv krn perum elit pst ad cctv nya."
"5, periksa orang dekat korban keluarga/ rekan kerja korban."
"6, dalam waktu 1 minggu psti terungkap siapa pelakunya, GOODLUCK PAK POLISI."
Tulis akun Didik Royal.
"Kayak ada dendam… bukan perampokan," imbuh Amoy Yumi Ayumi.
Beberapa akun Facebook menduga pembunuhan ini terkait bisnis yang sedang dikerjakan.
"Selidiki perusahaan saingan tender stadion GBK. Siapa tau dia sakit hati karena kalah tender," tulis Zubed Milan.
Pendapat netter ini langsung dikritik netizen lain.
"Jgn berasumsi yg berlebihan karna itu nama nya fitnah !" Komentar Laiskodat Lopezs.
Bukan hanya tentang bisnis ada juga netizen yang menduga kalau pembunuhan ini bermotif hubungan cinta.
"Motifnya adalah perselingkuhan," tambah Tio Altaria.
Apa yang disampaikan netizen sekedar pendapat, dugaan atau tebakan.
Bisa saja ada yang benar, tapi bisa juga semuanya salah.
Paling tepat adalah menunggu hasil pengungkapan kasus oleh pihak kepolisian.
Meski demikian pendapat- pendapat netizen merupakan bentuk kepedulian juga dukungan untuk keluarga korban.
Kabar terbaru, polisi berhasil menangkap para terduga pelaku pembunuhan sadis di Pulomas.
Andai saja Sheila tak berkunjung
Janji Diona Arika (16) seorang korban pembunuhan sadis di Pulomas yang tak ditepati membuat temannya Sheila kebingungan, akhirnya Sheila memutuskan untuk sambangi rumah Diona.
Keputusan Sheila tepat, ia pagi-pagi datangi rumah Diona dan lima dari 11 korban selamat.
Andai saja Sheila tak datang atau memutuskan untuk mengacuhkan sikap Diona yang tak menepati janji mungkin saja hal terburuk terjadi.
Lima nyawa selamat bisa saja bernasib sama dengan korban yang lain.
Bisa dibayangkan bagaimana kondisi para korban komplotan sengaja menumpuk 11 orang di dalam sebuah kamar mandi berukuran 2 x 1 meter.
Terhitung para korban sudah terkunci dalam ruangan sempit selama sehari semalam.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menduga pembunuh enam orang di rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur, masuk ke rumah tersebut sejak Senin (26/12/2016) sore.
"(Pelaku masuk) sekitar jam 3 sore, kemudian kemarin pagi-pagi (kasus pembunuhan itu) baru di ketahui temannya korban," ujar Argo di lokasi, Selasa (27/12/2016).
Menurut Argo, pembunuhan tersebut pertama kali diketahui oleh Sheila Putri pada Selasa (27/12/2016) sekitar pukul 09.30 WIB.
Sheila merupakan teman dari Diona Arika (16).
Sheila sudah mencoba menghubungi Diona sejak Senin sore.
Namun, tidak ada respons dari Diona. Padahal, keduanya berjanji akan jalan-jalan bersama.
Keesokan harinya, kata Argo, Sheila memutuskan untuk ke rumah Diona.
"Tadi pagi (Sheila) ke sini ternyata enggak ada jawaban dan pintu tidak terkunci. Sampai dia masuk ke dalam, ada rintihan di kamar mandi. Karena cewek, dia takut, berlari, langsung ke mencari bantuan ke sekuriti," kata Argo.
Setelah mengadu ke sekuriti, akhirnya diputuskan untuk melapor ke polisi yang berada di Pos Kayu Putih.
Kemudian, polisi menemani Sheila untuk mengecek keadaan di rumah Diona.
"(Ternyata) korban ada di dalam kamar mandi yang hanya ada full set ukuran satu setengah meter diisi 11 orang."
Sumber: Tribunnews
Editor: Zulfikri
Tulis Komentar