Pekanbaru

Duh Mau-maunya! Cewek 14 Tahun Dilarikan 2 Lelaki Berhari-hari, Diajak ke Warnet dan Nginap di Kos-k

PEKANBARU, GILANGNEWS.com - Seorang cewek belia berusia 14 tahun sebut saja namanya Anggrek (Identitas Disamarkan, red) dilarikan oleh dua orang laki-laki selama beberapa hari. Pengakuannya, korban diajak main ke warnet dan tidur di kos-kosan daerah Kartama, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

Entah apa alasannya, sehingga Anggrek yang tercatat masih berstatus pelajar ini mau-mau saja dibawa oleh kedua lelaki tersebut. Selama beberapa hari korban tidak pulang ke rumah, sehingga membuat orangtuanya khawatir. Rupa-rupanya selama itu Anggrek pergi dengan dua orang tersebut.

Dari laporan polisi yang dirangkum, Selasa (19/9/2017) siang, kasus tersebut bermula pada Rabu 13 September 2017 lalu. Saat itu Anggrek pergi dari rumah tanpa sepengetahuan orangtua, sejak siang hingga larut malam. Keluarga pun khawatir lalu mencarinya.

Tak berpatah arang, orangtua korban bahkan sempat mencari anak gadis mereka di rumah keluarga dan beberapa orang temannya, namun tidak membuahkan hasil. Barulah keesokan harinya (Kamis, red), mereka mendapat informasi kalau Anggrek pergi bersama dua orang pria yang tidak dikenal.

"Setelah dicari, akhirnya korban ditemukan di Jalan Kartama bersama kedua orang tersebut sedang naik motor. Laki-laki tersebut melarikan diri, sementara korban dibawa pulang oleh keluarganya," terang Kasubag Humas Polresta Pekanbaru Iptu Polius Hendriawan, Selasa siang.

Kepada orangtuanya, Anggrek mengaku kalau dia dan teman laki-lakinya tersebut diajak main di warnet dan tidur di kos-kosan Jalan Kartama. Tak terima dengan itu, pihak keluarga akhirnya melapor ke polisi atas dugaan membawa/melarikan anak di bawah umur.

"Sudah dilaporkan kemarin (18/9/2017) ke Polresta Pekanbaru. Pelakunya masih dalam proses penyelidikan sampai saat ini," terang Iptu Polius Hendriawan. Dalam laporan tersebut tidak diuraikan apa alasan Anggrek sampai-sampai memilih pergi dari rumah.

Kejadian ini mestinya jadi pelajaran penting bagi setiap orangtua, agar meningkatkan komunikasi dengan anak-anak mereka terutama kalangan remaja, supaya kasus serupa dapat dihindari. Mengingat kalangan remaja paling rentan terpengaruh oleh lingkungannya. ***


Tulis Komentar