Setahun Teror Air Keras, Novel Baswedan Kecewa pada Jokowi

Rabu, 11 April 2018 | 12:00:27 WIB
Penyidik KPK Novel Baswedan (tengah) menilai Pemerintahan Jokowi tak serius menuntaskan kasus penyiraman air keras yang dialaminya setahun yang lalu.

GILANGNEWS.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan menyatakan kecewa dengan Presiden Joko Widodo terkait pengungkapan kasus penyiraman air keras pada 11 April 2017. Pengungkapan kasus tersebut masih gelap.

Pada awalnya Novel cukup mengapresiasi pemerintah dalam merespons kasus yang dialaminya. Namun belakangan setelah mendapatkan sejumlah fakta dan melihat prosesnya, Novel pesimistis dengan pengungkapan kasus tersebut.

"Bahkan saya beberapa kali menyampaikan bahwa perkara ini tidak akan diungkap," kata Novel saat berbincang dengan wartawan, Rabu (11/4).

  • Baca Juga Terungkap! Pelaku Bom Bunuh Diri Katedral Makassar Diduga 2 Orang Naik Motor
  • Baca Juga Angkat Bicara! Kapolda Riau Sebut Pengamanan terhadap Masyarakat Selalu Berjalan
  • Baca Juga Breaking News! Bom Makassar, Walikota Ungkap Tak Ada Korban di Dalam Gereja Katedral
  • Baca Juga Sadis! Bom Bunuh Diri Terjadi di Gereja Katedral Makassar, Potongan Tubuh Berserakan
  • Menurutnya, Jokowi berulang kali memerintahkan jajaran di bawahnya untuk segera menuntaskan kasus yang dialami Novel. Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga telah dipanggil Jokowi beberapa kali untuk mengetahui perkembangan penyelidikan kasus tersebut.

    "Tetapi ketika sampai sekarang tidak ada tindak lanjut apa-apa, saya menjadi kecewa juga dengan presiden," ujar Novel.

    Pada seratus hari pascakejadian, Tito menyampaikan bahwa kepolisian telah menemukan terduga pelaku berdasarkan informasi saksi yang berada di lokasi lima menit sebelum kejadian. Namun hingga kini penuntasan kasus belum menemukan titik terang.

    Novel menyesalkan Jokowi menolak usulan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengetahui fakta-fakta seputar kasus. Karena itu, dia tidak yakin pemerintah bakal mengungkap kasus ini.

    "Jadi saya kira ini bukan hal yang serius dilakukan," kata Novel.

    Dia mengatakan penyerangan terhadap dirinya bukan kasus yang pertama kali. Penyerangan dengan pola yang sama seperti itu, kata Novel, juga kerap dialami pegawai KPK lainnya. Namun menurutnya kasus-kasus itu tak pernah diungkap.

    "Banyak, ada beberapa tapi disembunyikan tidak ada satu pun yang diungkap," ujar Novel.

    Menurut Novel, pimpinan KPK juga tidak menyampaikan sejumlah kasus yang dialami pegawainya kepada publik agar diketahui khalayak. Karena itu, dia melaporkan perkara ini kepada Komnas HAM agar kasus yang sama tidak terulang lagi dan menjadi perhatian pemerintah.

    "Saya sebagai orang yang tahu dan peduli terhadap pemberantasan korupsi maka saya ingin ini menjadi perhatian, negara tidak boleh abai dan kalah dengan mafia-mafia," tegas Novel.

    Teror terhadap Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017. Dia disiram air keras oleh orang tak dikenal usai melaksanakan salat Subuh di masjid dekat rumahnya, kawasan Jakarta Utara.

    Akibat siraman air keras itu, Novel mengalami luka parah pada mata sebelah kiri. Dia sempat dirawat beberapa bulan di Sungapura dan hingga kini masih menjalani pemeriksaan kesehatan.

    "Alhamdulillah yang kiri setelah operasi saya sudah bisa melihat sedikit, tetapi tahapan itu belum selesai tentunya dokter akan melakukan tahapan tahapan pemeriksaan dan lain-lain agar mata kiri bisa lebih baik," ujar Novel.

    Terkini