Lagipula, Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, bilang ketetapan harga itu belum pernah dikaji ulang selama 3 tahun. Usulan itu disampaikan Buwas dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR.
"Perlu segera dilakukan evaluasi harga pembelian pemerintah untuk menyesuaikan harga pasaran yang berlaku saat ini," katanya, Kamis (21/11).
Angka usulan Rp10.742 per Kg tersebut diperoleh dari komponen harga beras di gudang sebesar Rp10.677, ditambah dengan dana uitslag atau biaya pengeluaran barang senilai Rp15 dan marjin per kg Rp50, sehingga totalnya menjadi Rp10.742 per kg.
"Berdasarkan asumsi tersebut kami mengusulkan HPB tahun 2020 sebesar 10.742/kg," imbuh Buwas.
Di hadapan anggota dewan, ia juga mengakui Bulog mengalami kesulitan pendanaan dalam menyerap gabah dan beras dari petani. Pasalnya, Bulog mengandalkan kredit perbankan dalam melaksanakan kewajiban tersebut.
Akan tetapi, pembayaran dari pemerintah baru dapat dilakukan setelah terjadi realisasi penjualan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sehingga pencairan dana tidak selalu di awal tahun.
Proses pencairan dana itu turut mempengaruhi kinerja keuangan Bulog. Tengok saja, sepanjang Januari-Oktober Bulog mengantongi laba Rp407,65 miliar. Laba itu turun 70,46 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,38 triliun.
Khusus Oktober, Bulog justru mencatatkan rugi sebesar Rp160,26 miliar. Karenanya, ia mengusulkan pendanaan itu disediakan melalui pemberian modal kerja di awal tahun.
"Memperhatikan hal tersebut kami mengharapkan agar mekanisme pendanaan pengadaan pasokan CBP dapat dilakukan melalui pemberian modal kerja awal tahun," imbuhnya.
Sebagai catatan, pengadaan beras oleh Bulog mencapai 1,14 juta ton per 18 November 2019. Jumlah itu mewakili 63,34 persen dari target penyerapan 2019 sebesar 1,8 juta ton. Penyerapan paling besar berasal dari Jawa Timur sebesar 237.587 ton.
Pada periode yang sama, penyaluran CBP sebesar 457.872 ton, terdiri dari program Ketersediaan Pangan dan Stabilitas Harga (KPSH) sebanyak 453.702 ton dan penanganan bencana alam sebanyak 4.147 ton.
Sementara itu, posisi persediaan beras sebesar 2,24 juta ton yang tersebar di seluruh gudang Bulog di Indonesia.
Selain beras, Bulog juga memiliki ketersediaan komoditas lainnya, yakni gula pasir sebanyak 4.455 ton, jagung 7.730 ton, minyak goreng 1.443 kilo liter, daging kerbau 12.919 ton, tepung terigu 596 ton, dan telur ayam 8 ton.
Tulis Komentar