Nasional

Ini 6 Fakta Terkini Tragedi Bus Sriwijaya Terjun ke Jurang

Bus Sriwijaya terjun ke jurang .

GILANGNEWS.COM - Bus PO Sriwijaya rute Bengkulu-Palembang mengalami kecelakaan maut di Pagar Alam, Sumatera Selatan. Tercatat 28 korban tewas dan penyebab kecelakaan itu masih diselidiki. Berikut fakta-faktanya.

Peristiwa tersebut berawal saat bus dengan bernomor polisi BD-7031-AU dikemudikan oleh Fery menabrak beton dan terjun ke sungai di Liku Lematang, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Insiden itu terjadi pada Senin pada Selasa 23 Desember 2019 malam sekitar pukul 23.15 WIB.

Belum diketahui pasti penyebab kecelakaan maut tersebut. Polisi masih menyelidikinya. Demikian pula, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga akan menugaskan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk meneliti penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

Berikut fakta-fakta terkini tragedi Bus Sriwijaya masuk jurang:

1. Rem Mendadak Blong

Dugaan sementara polisi, kecelakaan itu terjadi akibat rem bus yang tidak berfungsi dengan baik.

"Sementara waktu informasi dari anggota di lapangan (penyebab kecelakaan) adalah remnya blong kendaraan tersebut." kata Kabid Humas Polda Sumatera Selatan, Kombes Supriadi kepada wartawan, Selasa (24/12/2019).

Hal sedana disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyebut Bus Sriwijaya itu masik layak jalan. Namun, ia menduga bisa saja ada gangguan di bus tersebut. "Sementara yang saya dapatkan dari petugas di lapangan, dari perizinan, kemudian dari uji KIR layak jalan. Tapi bisa saja tiba-tiba remnya rusak, ada gangguan, atau pengemudi jam 11 malam itu lagi ngantuk kali," ujar Budi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (24/12/2019).

2. Sopir Diduga Tidak Mengantuk

Kabid Humas Polda Sumatera Selatan, Kombes Supriadi menyebut sopir bus itu tidak dalam kondisi mengantuk saat mengendarai bus maut itu.

"(Kecelakaan bukan karena sopir mengantuk) bukan-bukan, itu kan turunan dia hempas ke kiri kena tebing dan turun ke jurang," jelas Supriadi.
Menurut dia, pihaknya belum memeriksa saksi-saksi terkait kecelakaan itu. Sebab, pihak kepolisian masih fokus mengevakuasi korban-korban yang sudah ditemukan.
"Untuk pemeriksaan belum kita lakukan karena dari sopir baik dari penumpang kan semuanya 13 luka parah dan patah-patah jadi kita belum melakukan pemeriksaan. Jadi kita masih fokus ke evakuasi korban dulu sambil nunggu kapan kita bisa minta keterangan saksi yang masih selamat," kata Supriadi.

3. Korban Tewas Jadi 28 Orang

Jumlah korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut bus PO Sriwijaya rute Bengkulu-Palembang di Pagar Alam, Sumatera Selatan, terus bertambah. Tercatat, 28 korban sudah ditemukan dan dievakuasi.

"Update terakhir, korban meninggal dunia sudah 28 orang," kata Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi kepada wartawan, Selasa (24/12/2019).

Saat ini 28 korban itu sedang dilakukan proses evakuasi. Dari 28 korban itu, 16 korban laki-laki dan 12 wanita. Sedangkan korban selamat diketahui ada 13 orang.
Korban selamat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Besemah Pagar Alam untuk diidentifikasi.

4. Menhub Utus KNKT

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi belum dapat memastikan penyebab kecelakaan sebuah bus di Pagar Alam, Sumatera Selatan. Budi akan menugaskan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk meneliti penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

"Saya belum bisa pastikan, oleh karenanya saya akan menugaskan KNKT. Karena yang berhak untuk menetapkan apa yang terjadi itu KNKT ya," ujar Budi seusai peninjauan Jalan Tol Bekauheni-Palembang di Km 87A, Lampung Selatan, Selasa (24/12/2019).

Budi menyampaikan dukacita atas kecelakaan tersebut. Selain meneliti penyebab kecelakaan, Budi akan mengevaluasi unsur-unsur yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

5. Usia Bus Sudah 20 Tahun

Kepala Operasional Perusahaan Otobus (PO) Sriwijaya Express Bengkulu Aji Supriadi mengatakan bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang dan mengakibatkan 25 orang tewas sudah beroperasi 20 tahun.

"Kendaraan itu dibeli tahun 1999. Kita cek terus secara berkala berdasarkan peraturan. Mati kir mobil itu sekitar bulan Februari tanggal 26 nanti. Pajaknya hidup," kata Aji saat diwawancarai di kantor PO Sriwijaya di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Selasa (24/12/2019).

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan petugas dari Dinas Perhubungan Provinsi sudah melakukan pengecekan terhadap bus tersebut. "Kemudian kendaraan itu baru dilakukan semacam berkondisi. Karena itu kendaraan tahun '99, sudah cukup lama juga tapi baru direkondisi tahun 2018. Artinya secara fisik bagus, tapi mesin lama. Tapi secara tahun masih boleh beroperasi, belum 25 tahun, baru 20 tahun, sampai 25 tahun masih boleh beroperasi," ujarnya.

6. KIR Aktif dan Laik Jalan

Kepala Operasional Perusahaan Otobus (PO) Sriwijaya Express Bengkulu Aji Supriadi i mengatakan bus itu dibeli oleh PO Sriwijaya Express pada 1999 ketika pihaknya selalu memeriksa semua bus sebelum berangkat, termasuk bus Sriwijaya dengan nomor polisi BD-7031-AU yang jatuh ke jurang tersebut. Ia mengemukakan surat pemeriksaan kendaraan berkala atau uji KIR bus tersebut terakhir dilakukan 6 bulan yang lalu. Surat uji KIR bus tersebut akan berakhir pada 26 Februari 2020. Selain itu, Aji juga memastikan pajak bus tersebut dalam kondisi hidup.

Hal yang sama disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi yang menyebut bus Sriwijaya yang kecelakaan itu laik jalan. Menurutnya, dari hasil pengecekan diketahui bahwa kir dan surat izin kendaraan masih aktif.


Tulis Komentar