Nasional

Tetangga Mengaku Pernah Ditawari Ikut Koperasi Agung Sejagat

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat.

GILANGNEWS.COM - Tetangga Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso Hadiningrat mengaku sempat ditawari masuk dalam koperasi pertanian yang ia namai "Inkor."

Hal itu ungkapkan Bejret (47), salah seorang warga yang tinggal persis di depan rumah kontrakan Agung Sejagat di Dusun Munengan V, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY.

Menurut Bejret, Totok juga sempat mengajak orang-orang di sekitar dusun tersebut, termasuk dirinya untuk bergabung di kelompoknya, dengan kedok koperasi tersebut.

"Saya pernah ditawari, mau ikut koperasi kami?" ucapnya dalam bahasa Jawa. Namun, ia mengaku tak tertarik dengan tawaran tersebut.

Dia mengaku cukup mengenal baik Toto Santoso selama menempati rumah kontrakan tersebut. Dia juga yang sempat mengurusi rumah kontrakan milik saudaranya itu.

Toto Santoso menjadi sorotan media sejak mendeklarasikan diri sebagai Raja Keraton Agung Sejagat yang ia klaim sebagai penerus kerajaan Majapahit, sekaligus induk semua negara di dunia.

Di Istana kerajaan yang berpusat  di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, Totok bergelar Sinuwun Toto Santoso Hadiningrat. Sedangkan Sang Ratu yang bernama Fanni Aminadia menggunakan gelar Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.

Namun belakangan diketahui, keduanya berhasil ditangkap di keraton oleh jajaran Kepolisian dari Polda Jateng, pada Selasa, 14 Januari 2020.

Dari pantauan media pada Jumat (17/1) petang, suasana di rumah kontrakan Totok tersebut tampak sepi. Hanya ada beberapa warga sekitar, dan petugas jaga dari pihak Kelurahan setempat.

Namun, salah satu unit rumah kontrakan tersebut terlihat terang oleh penerangan lampu listrik yang dihidupkan dari dalam, dan terlihat dari jendela kaca cukup besar yang tertutup gorden.

Menurut dia, Toto merupakan sosok yang cukup baik dalam pergaulan. Hanya saja, ia dan warga tak tahu persis aktivitas keseharian Toto yang tinggal bersama seorang istri dan dua orang anak, serta dua pasang pembantu itu.

"Kalau malam, dia (Toto) berlaptop ria di depan situ," kata Bejret sembari menunjuk tempat yang terlihat seperti warung angkringan di dekat rumah kontrakan.

Selain itu, kata dia, hampir setiap hari ada orang-orang dari luar dusun Munengan V yang diduga para pengikutnya, berdatangan ke rumah tersebut, dari pagi hingga malam hari secara bergantian.

"Kalau mau ada acara larungan atau apa, biasanya mereka membuat ubo rampenya di situ," kata mantan Ketua RT 05 ini.

Sementara penilaian berbeda datang dari Deki (31 Tahun), warga yang tinggal di sebelah rumah kontrakan. Keluarga Deki merasa sering terganggu dengan aktivitas malam hingga dini hari. Bukan hanya karena berisik, tapi juga bau dupa dari pembakaran sesaji yang mereka lakukan.

"Biasanya mereka melakukan itu setelah jam 11 malam," ujarnya.

Aktivitas warga pendatang itu sebenarnya juga mengundang pertanyaan warga sekitar dan pemerintah Desa setempat. Namun, tak ada alasan untuk membubarkan perkumpulan mereka.

Karenanya, Deki merasa bersyukur setelah keluarga Toto ditangkap baru-baru ini. "Warga jadi mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya selama ini," kata Deki.

Setelah kedoknya terbongkar, keluarga Toto yang masih tinggal di sana diberi waktu untuk mengosongkan rumah kontrakan itu hingga hari Minggu mendatang.


Tulis Komentar