Nasional

Jokowi Minta TNI Berani Kembangkan Drone Bersenjata

Presiden Joko Widodo menghadiri Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (23/1).

GILANGNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan perkembangan teknologi di dunia militer, salah satunya penggunaan pesawat tanpa awak alias drone. Ia menyebut militer negara-negara lain sudah memanfaatkan drone sebagai bagian alutsista.

"Perubahan teknologi sekarang begitu sangat cepatnya. Sekarang pun kita merasakan bagaimana teknologi drone dipersenjatai bisa mengejar tank, kendaraan militer dan menghabisi dari jarak dekat maupun tidak dekat dan tepat sasaran," kata Jokowi dalam sambutan Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, di Jakarta, Kamis (23/1).

Jokowi lantas menyinggung peristiwa yang terjadi beberapa minggu lalu. Ia tak menyebut secara gamblang peristiwa yang dimaksud.

Beberapa pekan sebelumnya memang terjadi pembunuhan Jenderal Iran, Qasem Soleimani oleh tentara Amerika Serikat. Aksi pembunuhan tersebut diketahui memakai sebuah drone yang dilengkapi dengan senjata.

Jokowi mewanti-wanti soal perkembangan teknologi di dunia militer terkait penggunaan kecerdasan buatan, internet of things, serta pengembangan drone yang dilengkapi persenjataan modern. Ia pun meminta agar TNI untuk berani memulai mengembangkan itu.

"TNI kita juga harus berani memulai, membangun barang-barang yang tadi saya sebutkan. Karena semua yang ada di industri bisnis dimulai dari peralatan militer," tuturnya.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu menyatakan bahwa pemerintah harus memperkuat teknologi pertahanan. Pertama, kata Jokowi teknologi automatisasi dengan pengembangan sistem senjata yang otonom.

Kedua teknologi sensor yang akan mengarah pengembangan sistem penginderaan jarak jauh.

"Yang ketiga, teknologi seperti HG dan komputasi kuantum yang akan mengarah pada pengembangan sistem senjata yang otonom dan pertahanan cyberic. Semuanya akan kami lakukan bersama," ujarnya.

Untuk menuju ke sana, lanjut Jokowi, butuh perencanaan kebijakan alutsista yang tepat. Ia menyebut pembelian setiap alutsista harus memikirkan apakah bisa berguna untuk 20 atau 50 tahun ke depan. Jokowi tak ingin pembelian alutsista dilakukan secara asal.

"Harus dihitung, harus dikalkulasi secara detail. Belanja pertahanan harus diubah menjadi investasi pertahanan," katanya.


Tulis Komentar