Nasional

Mahfud Tuntut Malaysia Ikut Cegah Penyanderaan WNI

Menko Polhukam Mahfud MD.

GILANGNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta Malaysia ikut tanggung jawab soal penyanderaan terhadap lima warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok Abu Sayyaf. Lima nelayan dari Indonesia itu diculik saat melaut di Sabah yang berbatasan dengan Filipina.

"Saya akan berundinglah, akan bicara dengan pihak Malaysia agar sama-sama ambil tanggung jawab peristiwa yang berkali-kali terjadi. Sudah 44 orang kita diculik, sekali culik 3-5 orang," kata Mahfud di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (25/1).

Mahfud menuturkan dari semua korban penculikan Abu Sayyaf, pemerintah telah berhasil membebaskan 38 WNI, sementara satu orang tewas melarikan diri dengan cara terjun ke laut.

"Semua berhasil dibebaskan tetapi buang biaya, waktu dan sebagainya," kata Mahfud.

Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan pemerintah Indonesia sudah memberikan pernyataan resmi meminta peran aktif Malaysia dalam mengantisipasi dan menangani perompak Abu Sayyaf.

Pemerintah, lanjut Mahhfud, menyarankan untuk mengaktifkan lagi kerja sama Malaysia, Filipina dan Indonesia (Mafiindo) untuk mengusir perompak Abu Sayyaf. Mahfud menyebut poros Mafilindo telah ada sejak era Presiden Sukarno.

Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu dalam kunjungan ke Indonesia kemarin mengatakan masalah penyanderaan nelayan Indonesia menjadi salah satu topik yang dibahas dengan Menhan RI Prabowo Subianto.

Sabu mengaku Malaysia kesulitan mengamankan perairan yang rawan pembajakan. Malaysia juga memerlukan kapal serta peralatan lebih canggih untuk mendeteksi kapal-kapal pembajak.

"Kami (Malaysia) memang perlu meningkatkan keamanan di perairan (Sabah) sebelah Mindanao itu sendiri. Pulau-pulau begitu banyak dan kecil-kecil ini, sulit untuk mengenali kapal nelayan dan kapal kumpulan pembajak yang masuk," kata menteri yang kerap disapa Mat Sabu itu dalam wawancara eksklusif di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Jumat (24/1).

"Kadang-kadang kami tak bisa mengenali mereka (kapal-kapal kelompok penyandera). Ini yang perlu ditingkatkan Malaysia sekarang. Bersama Pak Prabowo tadi, beliau mengatakan bahwa mereka paham dan mereka akan terus perkuat kerja sama," ucapnya menambahkan.

Malaysia enggan disalahkan Indonesia terkait hal ini. Angkatan bersenjata Malaysia menyatakan selama ini telah berkoordinasi dengan Indonesia dan Filipina dalam menggelar patroli di perairan Sulu yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Mat Sabu juga menyatakan banyak nelayan Malaysia yang dibajak atau diculik di perairan Indonesia.


Tulis Komentar