Nasional

Anomali, Harga Emas Ikut Rontok Bersama IHSG dan Rupiah

Harga emas terperosok Rp19 ribu per gram menjadi Rp812 ribu. Emas rontok bersama IHSG dan rupiah pada Jumat (13/3). Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp812 ribu per gram atau anjlok Rp19 ribu pada Jumat (13/3). Kemarin, harga emas masih dibanderol Rp831 ribu per gram.

Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) 'terjun payung' sekitar Rp22 ribu dari Rp756 ribu menjadi Rp734 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp430,5 ribu, 2 gram Rp1,57 juta, 3 gram Rp2,33 juta, 5 gram Rp3,88 juta, 10 gram Rp7,69 juta, 25 gram Rp19,13 juta, dan 50 gram Rp38,18 juta.

Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp76,3 juta, 250 gram Rp190,25 juta, 500 gram Rp380,3 juta, dan 1 kilogram Rp761,6 juta.

Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.562 per troy ons atau merosot 1,78 persen. Sama halnya dengan harga emas di perdagangan spot terjungkal 1,2 persen ke US$1.557,24 per troy ons pada pagi ini.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan harga emas di pasar internasional mengalami anomali. Ia memperkirakan harga emas justru melemah ke kisaran US$1.540 sampai US$1.620 per troy ons pada hari ini.

Padahal, sentimen yang ada di pasar keuangan seharusnya menguatkan harga emas. Sebab, kekhawatiran terhadap wabah corona meningkat.

Hal ini terjadi karena Lembaga Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO) meningkatkan status penyebaran virus corona atau Covid-19 dari epidemi menjadi pandemi.

Namun yang terjadi, justru harga emas ikut melemah bersama aset-aset berisiko, seperti nilai tukar mata uang, bursa saham, hingga surat utang.

"Dow Jones turun 10 persen, indeks saham Asia turun lebih dari 5 persen, Nikkei turun lebih dari 8 persen. Tetapi ada anomali di pergerakan harga emas yang justru jatuh dalam," kata Ariston kepada wartawan.

Ariston menduga pelemahan harga emas terjadi karena diam-diam para manajer investasi mulai melikuidasi aset-aset yang dikelola mereka menggunakan emas. Tujuannya, untuk menutup kerugian di pasar saham.

Ke depan, Ariston melihat ruang penguatan harga emas sejatinya masih ada. Namun, sangat bergantung pada stimulus ekonomi yang akan diambil oleh negara-negara maju.


Tulis Komentar