GILANGNEWS.COM - Angka positif Covid-19 di Riau melejit. Meski sudah dialokasikan anggaran yang cukup besar, ternyata lonjakan kasus virus corona di Bumi Lancang Kuning tak bis ditekan.
Data hari ini menunjukkan sudah 5.448 warga Riau terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, baru 2.193 yang sembuh, 106 meninggal. Sisanya, 849 dirawat di rumah sakit dan 2.300 menjalani isolasi mandiri.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Riau, Khairul Amri menilai bahwa tingginya angka Covid-19 di Provinsi Riau dikarenakan lemahnya koordinasi kebijakan antara Pemprov Riau dengan Pemerintah kabupaten/kota se-Riau.
Khairul Amri mengatakan, pemerintah memang dihadapkan dengan dilema disatu harus bisa menekan angka kasus Covid-19, tapi sisi lain harus mampu menaikkan kembali pertumbuhan ekonomi.
"Masalahnya, kolaboratif government dalam hal ini tidak maksimal, lemah. Karena apa, Pemprov kan tak punya wilayah, yang punya wilayah itu kabupaten/kota. Jadi tergantung di masing-masing daerah. Karena situasi di Inhil, misalnya, berbeda dengan situasi di Rohil. Maka koordinasi kebijakannya harus tetap dan sesuai," tegas Khairul.
Ia menambahkan, dalam karakter tiap daerah yang berbeda, diperlukam sentuhan khusus dalam kebijakan. Ini penting dikomunimasikan Pemprov dengan seluruh Pemda di Riau.
"Sehingga kebijakan yang diambil sesuai kebutuhan di masing-masing daerah," cakapnya.
"Kita menunggu seluruh kepala daerah di Riau ini melakukan pertemuan yang merumuskan kebijakan yang lebih konfrehensif. Karena beberapa kabupaten kota di Riau ini ada juga yang berbatasan langsung dengan provinsi lain. Daerah-daerah itu kan juga penting diperhatikan secara khusus. Artinya, kebijakan itu dibuat untuk menyelesaikan tiap tiap masalah yang ada. Maka koordinasi ini lah yang sangat penting," cakapnya.
Tulis Komentar