GILANGNEWS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Anwar Makarim mengizinkan sekolah di Zona Hijau dan Kuning untuk kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Di Riau sendiri dari 12 kabupaten/kota belum ada yang Zona Hijau. Hanya satu daerah Zona Kuning, yakni Kabupaten Kepulauan Meranti. Kemudian sisanya Zona Orange, kecuali Kabupaten Bengkalis masih Zona Merah.
Kepala Dinas Pendidikan Riau, Zul Ikram saat dikonfirmasi perihal tersebut mengaku belum mendapat petunjuk dari Kemendikbud soal sekolah tatap muka untuk daerah Zona Kuning.
"Kalau Zona Hijau kan memang sudah boleh. Tapi setahu saya kita di Riau belum ada kabupaten/kota yang statusnya Zona Hijau. Sedangkan Zona Kuning itu hanya Kabupaten Meranti," kata Zul Ikram, Rabu (11/11/2020).
Namun jika sudah mendapat petunjuk dari Kemendikbud, lanjut Zul Ikram, pihaknya siap merancang dan menjalankan amanah tersebut.
"Tapi kita kan belum dapat petunjuknya. Kalau sudah ada tentu kita ikuti arahan pak Menteri," cakapnya.
Diberitakan, selain mengizinkan sekolah tatap muka bagi sekolah yang berada di zona Kuning dan Hijau, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim juga merekomendasikan pembelajaran tatap muka di sekolah dapat dilakukan bagi peserta didik yang tidak memiliki akses seperti gawai serta perangkat internet untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ), sekalipun berada di zona merah.
"Untuk meminimalisir keterbatasan dalam rangka PJJ, bagi peserta didik yang tidak memiliki akses untuk PJJ. Pembelajaran tatap muka di sekolah juga dapat dilakukan sebagai alternatif, sekalipun sekolah berada di luar zona kuning dan hijau," ungkapnya.
Lebih lanjut ditegaskan Nadiem, kegiatan belajar mengajar secara tatap muka untuk zona hijau dan kuning sudah diizinkan. Namun, bukan berarti harus dipaksakan. Keputusan pembelajaran tatap muka ada di orang tua dan harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Untuk SMK, mata pelajaran praktik diperbolehkan untuk tatap muka.
"Jadi keputusannya ada di daerah bukan di pusat," kata dia.
Nadiem mengaku khawatir perkembangan pendidikan formal siswa jika tidak bisa belajar dengan baik selama pandemi karena tidak mempunyai akses dan gawai.
"Saya khawatir mereka tidak bisa belajar apa-apa dan tertinggal," tambahnya.
Tulis Komentar