GILANGNEWS.COM - Walikota Pekanbaru Firdaus melakukan audiensi dengan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar. Banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, di antaranya masalah banjir, perkembangan kegiatan strategis nasional dan isu strategis lainnya.
Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman dinas Gubernur Riau, Kamis (1/3/2021) malam. Selain gubernur, tampak hadir dalam audiensi tersebut Asisten III Setdaprov Riau Syahrial Abdi, Kepala Dinas PUPR-PKPP Riau M Taufiq OH, dan Kepala Bappedalitbang Emri Juli Harnis.
Sedangkan Walikota Pekanbaru turut didampingi Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru M Jamil, Kepala Dinas PUPR Pekanbari Indra Pomi, Dirut Pembangunan Pekanbaru Heri Susanto, dan beberapa pejabat Pemko Pekanbaru.
Dalam kesempatan itu Walikota (Wako) Pekanbaru Firdaus menyampaikan 12 perkembangan kegiatan strategis nasional, dan isu strategis Pekanbaru. Di antaranya Kawasan Industri Tenayan Raya, masalah sampah dan pengendalian banjir.
Termasuk juga rencana pembangunan jembatan Siak V, perkantoran Tenayan Raya, angkutan Perintis Pekansikawan, pembangunan Politeknik Negeri Pekanbaru dan kendaraan operasional pemadam kebakaran. Pemanfaatan aset lahan milik Pemprov Riau di Pekanbaru seperti Pasar Cik Puan dan Pujasera Arifin Achmad juga turut dibahas dalam pertemuan itu.
Khusus terkait persoalan banjir di Pekanbaru, Wako Firdaus mengatakan, perlu dilakukan pengendalian bersama antara Pemko Pekanbaru dengan Pemerintah Pusat, Pemprov Riau dan Pemkab Kampar.
Menurut Firdaus, dari pendataan pihaknya terdapat 363 titik masalah banjir di Pekanbaru. Dari 363 titik masalah, yang merupakan kewenangan Pemko Pekanbaru sebanyak 264 titik.
"Selebihnya itu kewenangan pusat ada 31 titik, Pemprov Riau 28 titik, dan Pemkab Kampar 18 titik. Kemudian dari 363 titik masalah banjir di Pekanbaru, terdapat 121 genangan, dengan luas genangan 294,36 hektare," jelasnya.
Firdaus menjelaskan, penyebab terjadi banjir di Pekanbaru sendiri karena rendahnya kemampuan drainase perkotaan, dan prasarana pengendali untuk mengeringkan kawasan terbangun, sehingga mengalir air ke pembuangan air.
"Termasuk curah hujan yang tinggi. Kemudian lahan terbuka di Pekanbaru banyak yang menjadi terbangun. Tak hanya itu, tempat penampungan sementara dan bantaran sungai berubah menjadi pemukiman," cakapnya.
Tulis Komentar