GILANGNEWS.COM - Taliban berhasil menguasai pemerintahan Afghanistan. Taliban berjanji akan menjalankan pemerintahan yang berbeda dengan Taliban di masa lalu. Taliban di masa lalu terkenal dengan berbagai kasus pembantaian warga sipil dan pembatasan peran wanita.
Dikutip dari buku 'Inside The Jihad' yang ditulis Omar Nasiri, yang diduga mata-mata di Al-Qaeda, Taliban merupakan gerakan fundamentalis Islam yang lahir di Afghanistan pada tahun 1994. Taliban kemudian berhasil mengambil alih kota Kabul pada tahun 1996 dari tangan pemerintahan Burhanuddin Rabbani.
Taliban berjanji akan menciptakan ketertiban sosial dan menyelesaikan kasus korupsi di negara yang mora-marit akan perang saudara itu. Taliban saat itu terkenal dengan slogan Islam Huwa al-Hall (Islam adalah solusi)
Taliban mendapat dukungan awal dari penduduk etnis Pashtun di selatan Afghanistan, kecuali wilayah bagian utara yang tetap berada di bawah kendali Aliansi Utara.
Rezim Taliban pun menuai kritik internasional dan sanksi dari PBB atas pelanggaran HAM, pembatasan ketat atas peran wanita dalam kehidupan sosial. dan dukungan bantuan dalam menyembunyikan pemimpin organisasi teroris, Al-Qaeda, Osama Bin Laden.
Genosida Hingga Pembatasan Peran Perempuan
Dikutip dari buku 'Pengantar Dasar Kajian Terorisme Abad 21 yang ditulis Syarifurohmat Pratama Santoso, selama pendudukan Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, mereka dan sekutunya telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil hingga menyabotase pasokan makanan dari PBB untuk 160 ribu warga sipil yang kelaparan.
Taliban juga melakukan kebijakan bumi hangus, yakni membakar wilayah luas tanah subur dan menghancurkan puluhan ribu rumah.
Taliban pun terlibat dalam genosida budaya. Misalnya seperti menghancurkan banyak monumen keagamaan, termasuk patung Buddha Bamuyan yang telah berumur 1.500 tahun. Selain itu, Taliban jadi tempat pelatihan para teroris.
Sementara itu, seperti dilansir BBC, Taliban juga pernah memperkenalkan atau mendukung hukuman yang sejalan dengan penafsiran mereka akan hukum Syariah - seperti eksekusi di depan umum terdakwa pembunuhan dan pezina (rajam), dan potong tangan bagi mereka yang diputuskan bersalah karena pencurian.
Para pria diharuskan menumbuhkan jenggot, sementara para perempuan diwajibkan mengenakan burka yang menutup seluruh tubuh.
Taliban melarang televisi, musik dan bioskop, juga tidak memperbolehkan anak perempuan di atas sepuluh tahun untuk sekolah. Akibat semua aturan ini, Taliban dituduh melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia dan budaya.
Taliban Digulingkan, Kini Bangkit Lagi
Taliban digulingkan dari tampuk kekuasaan pada November 2001 oleh AS yang bersekutu dengan Aliansi Utara. Tetapi Taliban tetap hidup dan menjadi kekuatan perlawanan yang laten bagi Afghanistan.
Setelah 20 tahun berlalu, Taliban kembali menguasai Afghanistan. Pengumuman Taliban disampaikan setelah kembalinya salah satu pendiri mereka, Mullah Abdul Ghani Baradar, ke Afghanistan.
Sejumlah toko di Kabul telah dibuka dan gerilyawan meminta staf pemerintah untuk kembali bekerja. Penduduk bereaksi dengan hati-hati dan beberapa wanita turun ke jalan.
Puluhan ribu orang telah mencoba melarikan diri dari negara itu karena takut terhadap pemerintahan Islam garis keras yang diperkirakan bakal dilakukan Taliban. Mereka takut akan pembalasan langsung karena berpihak pada pemerintah yang didukung Barat yang berkuasa selama dua dekade terakhir.
Janji Rezim Baru Berbeda dengan Dulu
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan rezim baru akan 'berbeda secara positif' dari masa kepemimpinan mereka pada 1996-2001, yang terkenal dengan hukuman mati rajam dan melarang perempuan bekerja dengan laki-laki.
"Kalau soal ideologi, keyakinan, tidak ada bedanya, tapi kalau kita hitung berdasarkan pengalaman, kedewasaan, dan wawasan, pasti banyak perbedaannya," kata Mujahid.
"Semua yang berseberangan diampuni dari A sampai Z. Kami tidak akan membalas dendam," sambungnya.
Mujahid mengatakan pemerintah akan segera dibentuk tetapi hanya memberikan sedikit rincian. Dia hanya mengatakan Taliban akan terhubung dengan semua pihak.
Dia juga mengatakan Taliban berkomitmen untuk membiarkan perempuan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Tapi dia tidak menjelaskan aturan spesifik.
Seorang juru bicara kelompok itu di Doha, Suhail Shaheen, mengatakan kepada Sky News Inggris bahwa wanita tidak diharuskan mengenakan burqa yang menutupi semua. Tapi, dia juga tidak mengatakan pakaian apa yang dapat diterima.
Setelah konferensi pers, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pihaknya bakal menagih janji Taliban.
"Jika Taliban mengatakan mereka akan menghormati hak-hak warganya, kami akan mencari mereka untuk menegakkan pernyataan itu dan membuat pernyataan itu baik," ucapnya.
Taliban berkuasa setelah merebut Kabul. Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, telah meninggalkan Afghanistan dengan alasan menghindari pertumpahan darah.
Wakil Presiden Pertama Afghanistan, Amrullah Saleh, mengatakan dia berada di Afghanistan. Dia juga mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara yang sah setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu ketika Taliban merebut Kabul.
Dilansir dari Reuters, Rabu (18/8/2021), Saleh mengatakan pada pertemuan keamanan yang dipimpin oleh Ghani pekan lalu bahwa dia bangga dengan angkatan bersenjata dan pemerintah akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memperkuat perlawanan terhadap Taliban.
Tetapi, negara itu jatuh ke tangan Taliban dalam hitungan hari. Hal ini lebih cepat dari yang diperkirakan oleh intelijen AS.
Dalam serangkaian tweet pada hari Selasa (17/8), Saleh mengatakan bahwa "sia-sia" untuk berdebat dengan Presiden AS Joe Biden, yang telah memutuskan untuk menarik pasukan AS.
Tulis Komentar