Nasional

Polres Akan Berkoordinasi dengan Densus 88 Terkait NII di Garut

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono, mengatakan kabar puluhan warga yang dibaiat masuk Negara Islam Indonesia (NII) masih didalami. Pihaknya akan melakukan penyelidikan mendalam.

"Saat ini yang jelas kita masih dalam tahap pendalaman dan penyelidikan karena adanya laporan warga, informasi terkait orang tua yang merasa anaknya itu kan berubah. Nah kita lihat apakah ini memang ada indikasi terpaparnya aliran-aliran tertentu, memang masih dalam pendalaman," kata Wirdhanto, Jumat (8/10).

Terkait adanya pendalaman yang dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiterror akan persoalan pembaiatan NII di Garut, Kapolres mengaku bahwa pihaknya akan berkoordinasi.

"Kita akan koordinasi (dengan Densus 88), pada prinsipnya (kami) tetap melakukan langkah pendalaman dan penyelidikan," ucapnya.

Saat ini, pihaknya akan meminta klarifikasi terhadap para orangtua dan anak-anak yang mengaku dibaiat masuk NII.

"Kan harus komprehensif. Kita fokus dulu ke laporan warga terkait anaknya merasa bahwa ada perubahan kan begitu. Kita lihat apa indikasi ada pemaparan aliran-aliran kepercayaan dan sebagainya. Nanti kita kolaboratif dengan unsur-unsur yang lain," tutup Kapolres.

Sebelumnya, puluhan anak dan sejumlah orang tua di wilayah Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut mengakui dibaiat masuk aliran sesat Negara Islam Indonesia. Tidak hanya dibaiat saja, mereka juga diduga di doktrin paham radikal.

Lurah Sukamentri, Suherman, mengatakan bahwa terungkapnya puluhan warga yang masuk NII berawal dari laporan seorang warganya yang mengaku kalau anaknya yang masih 15 tahun mengalami penyimpangan aqidah.

Menerima informasi tersebut, pihaknya melakukan pendalaman informasi tersebut. Ternyata jumlah anak yang mengalami penyimpangan serupa cukup banyak. Totalnya, ada puluhan anak dan beberapa orang tua.

"Mereka ini diduga masuk NII setelah dibaiat oleh seseorang. Yang masuk kebanyakan masih anak-anak, ada juga orang dewasa dan orang tua. Berdasarkan pengakuan sejumlah anak yang mengaku dibaiat, salah satu doktrin yang diberikan adalah menganggap pemerintah RI thogut," jelasnya, Rabu (6/10).

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Garut Kota, Aceng Amirudin, mengungkapkan bahwa warga Garut yang terpapar paham radikal Negara Islam Indonesia (NII) bukan hanya dari Kelurahan Sukamentri saja. Ada juga warga dari kelurahan lainnya hingga kecamatan lainnya yang ada di Garut.

Berdasarkan data yang dimilikinya, Amirudin menyebut bahwa warga yang terpapar paham NII ada juga dari Kelurahan Regol dan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota.

"Bahkan ada di (Kecamatan) Cibatu dan Limbangan juga ada," sebutnya, Kamis (7/10).


Tulis Komentar