Nasional

Emang Bisa Jusuf Kalla Jadi Ketum PBNU?

Jusuf Kalla.

GILANGNEWS.COM - Jusuf Kalla (JK) disorongkan oleh Elite Partai Demokrat (PD) sebagai calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, apakah JK bisa menjadi Ketum PBNU?

Jika dilihat dari segi pengalaman, seperti dikutip dari buku Nalar Politik NU-Muhammadiyah susunan Suaidi Asyari, JK pernah menjadi Mukhtasar (Penasehat) NU, Sulawesi Selatan tahun 2009. Selain itu, JK juga dianggap sebagai 'darah biru' pendiri NU Sulsel karena peran ayahnya, Hadji Kalla. Hadji Kalla sepanjang hidupnya menjadi bendahara NU Sulsel.

Selain itu, JK juga pernah menjadi Mukhtasar PBNU periode 2015-2020. Saat itu, JK masih menjabat sebagai Wakil Presiden.

Lantas, apakah JK bisa menjadi Ketum PBNU?

Syarat Ketum PBNU

Adapun syarat untuk menjadi Ketum PBNU sudah diatur dalam AD/ART NU hasil Muktamar ke-33 Jombang tahun 2015. Dalam Bab XIII Pasal 39 ayat (6), calon Ketum PBNU NU harus pernah menjadi pengurus harian di tingkat wilayah. Begini bunyi aturannya:

"Untuk menjadi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama harus sudah pernah menjadi pengurus harian atau pengurus harian lembaga PBNU, dan/atau pengurus harian di tingkat wilayah, dan/atau pengurus harian badan otonom tingkat pusat serta sudah pernah mengikuti pendidikan kaderisasi."

Selanjutnya, nanti Ketum PBNU dipilih melalui muktamirin. Hal ini diatur dalam Pasal 40 ayat (1) poin (e).

"Ketua umum dipilih secara langsung oleh muktamirin (peserta muktamar) melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam muktamar, dengan terlebih dahulu menyampaikan kesediaannya secara lisan atau tertulis dan mendapat persetujuan dari rais aam terpilih."

JK Diusulkan Jadi Calon Ketum PBNU

Sebelumnya, usulan JK menjadi calon Ketum PBNU itu datang dari Deputi Balitbang Partai Demokrat, Syahrial Nasution. Syahrial menyebut JK juga termasuk tokoh NU.
"Pak Jusuf Kalla selain tokoh bangsa, tokoh nasional, tokoh Indonesia timur, juga tokoh NU. Sangat lengkap pengalaman organisasi dan kemampuannya dalam membesarkan organisasi. Seandainya beliau berkenan memimpin NU ke depan, tentu makin membuat besar organisasi Nahdliyin," kata Syahrial Nasution kepada wartawan, Minggu (14/11/2021).

Syahrial juga melihat JK sebagai tokoh bangsa. Posisi PBNU yang merupakan salah satu organisasi terbesar umat Islam, disebutnya mengedepankan pluralisme. Jusuf Kalla, kata Syahrial, cocok untuk posisi Ketum PBNU.

"Saya melihat sosok Pak JK sebagai tokoh bangsa. Beliau juga tokoh NU. Kalau ketua umum PBNU dalam posisi saat ini merupakan organisasi besar milik umat yang mengedepankan pluralisme, artinya Pak JK sangat memenuhi syarat," kata Syahrial Nasution.

Namun, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lebih menyarankan agar JK menjadi ketum Partai Demokrat. PKB yakin JK lebih mudah menjadi Ketum PD.

"Kalau ada elite Partai Demokrat yang ngebet menjadikan Pak JK sebagai Ketua Umum, saran saya agar lebih mudah terwujud, jadikanlah Pak JK sebagai Ketua Umum Partai Demokrat," kata elite PKB, Luqman Hakim kepada wartawan, Minggu (14/11/2021).

"Kenapa lebih mudah? Logikanya. Elite Partai Demokrat tentu lebih mudah mengatur dan mengkondisikan internal organisasinya sendiri dibandingkan organisasi lainnya, semisal NU. Selama dilakukan dengan cara-cara yang elegan dan sesuai aturan, tentu saya sebagai kader NU ikut bahagia dan bangga jika Pak JK yang tokoh NU itu dipercaya memimpin Partai Demokrat," lanjutnya.

Sekretaris Gerakan Sosial dan Penanggulangan Bencana DPP PKB itu mengatakan dirinya bangga dengan JK memiliki kemampuan di berbagai bidang. Akan tetapi, mengenai pencalonan ketum PBNU, Luqman mengatakan hal itu adalah ranah Muktamar.

"Saya pasti ikut bangga jika ada elit Partai Demokrat yang menilai Pak JK sebagai tokoh penuh pengalaman dan kemampuan mumpuni di berbagai bidang. Alhamdulillah, saya bersyukur di NU banyak tokoh-tokoh hebat sekaliber Pak JK baik yang sudah senior maupun yang masih muda-muda. Apakah Pak JK cocok menjadi Ketua Umum PBNU? Biarlah kelak peserta Muktamar NU yang memberi jawaban," katanya.

Luqman yang juga kader NU mengatakan bahwa NU sudah memiliki mekanisme dalam pemilihan ketum baru. Mereka yang menjadi pimpinan PBNU, kata Luqman adalah tokoh terbaik NU.

"Terkait kepemimpinan PBNU periode 2021-2026 yang akan ditetapkan dalam Muktamar ke-34 NU besok, saya pastikan Keluarga Besar NU sudah memiliki mekanisme dan tata cara terbaik, sehingga siapapun yang terpilih sebagai Rais 'Am dan Ketua Umum PBNU, pastilah tokoh-tokoh NU terbaik," sebutnya.


Tulis Komentar