Nasional

Tudingan Kejatuhan Rezeki IKN Dijawab Adik Prabowo 'Kebetulan'

Hashim Djojohadikusumo.

GILANGNEWS.COM - CEO Arsari Grup, Hashim Djojohadikusumo, membantah tudingan dirinya kejatuhan rezeki proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim). Hashim menyebut proyek yang ia jalankan di Kaltim hanya 'kebetulan' karena punya lahan di Balikpapan.

Tudingan bahwa adik Prabowo Subianto kecipratan proyek IKN ini dilontarkan oleh Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri. Dia sempat bicara tentang pemerintah yang sudah bagi-bagi 'rezeki' terkait pengesahan Undang-undang Ibu Kota Negara (UU IKN).

Faisal menyinggung sejumlah sosok yang disebut terlibat proyek besar ibu kota baru. Dia menyebut sosok politikus Gerindra Hashim Djojohadikusumo dapat rezeki proyek pengadaan air bersih. Tokoh lainnya, kakak Hashim, Prabowo Subianto, dan pengusaha Sukanto Tanoto adalah pihak yang disebut mengelola lahan ibu kota baru.

Hashim Bantah Tudingan

Hashim membantah tudingan mendapatkan rezeki proyek air bersih di IKN, Kalimantan Timur. Hashim menyebut tudingan itu hanya sebatas fitnah.

Dia mengaku kecewa karena namanya disebut-sebut seolah pemindahan ibu kota baru di Kalimantan Timur bagian dari oligarki. Padahal kepemilikan lahan yang dimilikinya di sana sudah sejak 2007.

"Saya terkejut dan saya kecewa dengan nama saya disebut-sebut seolah-olah bagian dari oligarki, seolah-olah terus dapat rezeki dari pemerintah, dapat pembagian proyek dari pemerintah, dan seolah-olah ini bagian suatu deal politik antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi agar Prabowo ditarik atau disambut sebagai bagian dari pemerintah indonesia tahun 2019, ini isu yang beredar," kata Hasyim dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/2/2022).

Hashim menjelaskan bahwa Arsari Grup sudah memiliki lahan di Balikpapan sejak tahun 2007. Saat itu, Hashim memutuskan untuk membeli suatu perusahaan yang memiliki Hak Pengusahaan Hutan (HPH) cukup besar seluas 266 ribu hektare dan tanah yang luasnya kurang lebih sejumlah 450 hektar.

"Kemudian 2013 saya melepaskan ke masyarakat dan Pemda setempat sejumlah 93 ribu hektar. Saya melepaskan ke masyarakat tanpa mendapat kompensasi apapun, itu tahun 2013," ucapnya.

Lalu di tahun 2015, Hashim menyebut Ashari Grup membuat sebuah proyek air bersih untuk mensuplai air bersih ke sejumlah kota di Kalimantan Timur. Selain itu, proyek air bersih itu juga bakal mensuplai ke sejumlah industri, termasuk industri dari Ashari Grup.

"Itu tahun 2016 kami menunjuk suatu perusahaan Belanda yang punya kantor di Jakarta. Perusahaan itu merupakan salah satu konsultan enjinering air bersih yang ternama di dunia. Dan saya menunjuk (perusahaan Belanda itu) untuk membuat visible study atau studi kelayakan apakah layak atau tidak dibangun proyek air yang besar di tempat yang saya miliki di Kaltim," ujarnya.

"Waktu itu dibuat satu studi cukup mahal yang saya bayar dan studi kelayakan tersebut menunjukkan bahwa proyek air bersih di Kaltim itu sangat layak dan visibel dan bisa dilaksanakan dan bisa dibangun," tambahnya.

Dia mengatakan tujuan dari proyek air bersih adalah untuk suplai air ke Balikpapan, Samarinda, Kota Bangun, Tenggarong, Kabupatan PPU, dan sekitarnya. Menurutnya, rencana pembangunan proyek air bersih itu dilakukan 3 tahun sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi IKN baru di Kaltim.

"Ini saya mau sampaikan seolah-olah ini rezeki dari pemerintah, pemerintah seolah-olah bagi-bagi proyek dan pada sejumlah petinggi-petinggi atau tokoh-tokoh supaya mendapat dukungan politik. Saya bisa katakan bahwa itu adalah bohong, ini kebohongan besar sekali, juga merupakan fitnah. Tidak ada geopolitik, itu proyek air bersih semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat Kaltim atas permintaan dari masyarakat Kaltim," imbuhnya.

Sampai saat ini disebut belum ada kontrak yang ditandatangani antara pihaknya dengan pemerintah terkait pembangunan ibu kota negara. Kalau pun ada, proyek itu adalah investasi swasta yang tidak bersinggungan dengan negara.

"Ini semua kebetulan saja, memang ini saya anggap suatu anugerah dari Tuhan, ini bukan rezeki, ini belum rezeki karena proyek air bersih ini bukan dari APBN. Proyek air bersih ini adalah investasi semata-mata investasi swasta senilai US$ 330 juta, mungkin lebih karena inflasi 5 tahun. Itu saya harus cari dari pasar modal dan yang saya mau sampaikan ini adalah investasi swasta semata-mata," bebernya.

Diakui memang ada beberapa rencana proyek yang akan dibangun di Kalimantan Timur sehubungan dengan adanya ibu kota baru. Sekali lagi dia menegaskan bahwa ini tidak ada hubungannya dengan politik.

"Saya sampaikan bahwa proyek-proyek yang saya tangani itu swasta semuanya. Yang saya rencanakan itu swasta semua, tidak ada APBN, berarti saya tidak bisa curi uang kan untuk modal Pilpres. Ini berita sampah kecuali kalau kawan-kawan mau nyumbang ke Pak Prabowo silakan nanti kami sampaikan," tegas Hashim.


Tulis Komentar