DPRD Pekanbaru Panggil Seluruh Ketua RT dan RW: Silaturahmi atau Strategi Politik?
PEKANBARU - Rencana pertemuan DPRD Pekanbaru dengan ketua RT dan RW memicu kontroversi, di tengah suhu politik yang memanas menjelang Pilkada.
Langkah tak biasa diambil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru. Mereka berencana memanggil seluruh ketua RT dan RW se-Kota Pekanbaru ke gedung dewan. Yang menarik, ini terjadi hanya 15 hari sebelum pemilihan Wali Kota dan Gubernur Riau pada 27 November 2024. Tidak heran, banyak pihak bertanya-tanya, apa sebenarnya motif di balik pemanggilan tersebut?
Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Isa Lahamid, menegaskan bahwa pemanggilan ini tak lebih dari sekadar silaturahmi dan pengenalan anggota dewan usai terbentuknya Alat Kelengkapan Dewan (AKD) baru. “Kami hanya ingin mempererat hubungan dengan masyarakat, terutama para ketua RT dan RW sebagai ujung tombak pelayanan,” jelas Isa.
Namun, sejumlah anggota DPRD lainnya merasa langkah ini tak sepenuhnya murni. Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Andry Saputra, misalnya, dengan tegas menyarankan agar pemanggilan tersebut diundur hingga setelah Pilkada. “Waktu ini kurang tepat. Kami tidak ingin pertemuan ini diartikan sebagai manuver politik yang menguntungkan pihak tertentu,” ujarnya. Andry menilai pertemuan dengan ketua RT dan RW tak memiliki urgensi khusus dan bisa berisiko menjadi perdebatan di masyarakat.
Dari Fraksi Gerindra, Ketua Fraksi H. Ervan SH juga menyatakan penolakannya. Menurut Ervan, suhu politik di Pekanbaru sedang panas, dan langkah pemanggilan ini justru dapat memperkeruh suasana. “Kami sering bertemu ketua RT dan RW di lapangan. Kalau hanya untuk silaturahmi, mengapa tidak menunggu hingga Pilkada selesai?” kata Ervan.
Tidak sedikit pula anggota DPRD yang mempertanyakan urgensi pemanggilan ini, apalagi diadakan di kantor DPRD, yang biasanya hanya menjadi lokasi pertemuan jika ada isu atau laporan penting dari warga. Pemanggilan seluruh ketua RT dan RW di waktu yang krusial seperti ini memunculkan spekulasi, mengundang kecurigaan bahwa ini mungkin merupakan manuver politik di bawah permukaan.
Namun, reaksi yang muncul di internal DPRD maupun masyarakat menunjukkan bahwa upaya ini bisa menjadi bumerang. Beberapa pihak bahkan mempertanyakan ketulusan tujuan dari pertemuan ini, mengingat situasi politik yang kian memanas.
Bagi masyarakat Pekanbaru, isu ini seolah menambah bumbu dalam panasnya suasana Pilkada. Dengan ketegangan yang tinggi dan isu yang mudah berkembang menjadi opini publik, langkah ini menjadi babak baru dalam dinamika politik lokal.
Warga berharap para pemimpin mereka tetap fokus pada kepentingan publik di tengah agenda politik yang kian padat. Waktu akan membuktikan apakah langkah pemanggilan ketua RT dan RW ini benar-benar untuk silaturahmi, atau justru bagian dari strategi politik yang lebih besar.
Tulis Komentar