Pekanbaru

DPRD Sebut Pembangunan Fisik RSUD Tampan 90 Persen

Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Ir Nofrizal MM,

PEKANBARU, GILANGNEWS.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Pekanbaru yang berada di Jalan Garuda Sakti Kecamatan Tampan yang dibangun dengan menggunakan APBD Kota Pekanbaru ini saat ini pengerjaan fisik pembangunannya sudah hapir rampung.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanabaru Ir Nofrizal MM pada Kamis (16/3) lalu, Komisi III DPRD Kota Pekanbaru melakukan kunjungan lapangan ke RSUD Kota Pekanbaru tersebut.

"Pembanguan RSUD Kota Pekanbaru untuk fisik kita lihat sudah hampir 90 persen lebih pengerjaannya, kita melihat tinggal pengerjaan hanya melakukan finising-finisingnya saja," ungkap Nofrizal dilansir riauaktual,com Jumat (17/3).

Politisi PAN ini juga meminta Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Dinas Kesehatan (Diskes) bisa mempersiapkan segala macamnya mulai dari alat kesehatan dan managemen RSUD Kota Pekanbaru sebelum dioprasikan nantinya.

"Dengan banyaknya alat kesehatan yang dibutuhkan, menurut informasi yang kami peroleh biaya untuk alat-alat kesehatan itu diperkirakan sampai Rp200 miliar. Biaya alat kesehatan sebesar ini untuk RS tipe C. Artinya kita saat ini sangat membutuhkan biaya yang sangat besar," ujarnya.

Menurutnya lagi, jika biaya sebesar itu dibebankan kepada APBD tentunya sangatlah berat, maka itu Nofrizal berharap agar RSUD Kota Pekanbaru ini bisa dioprasionalkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Kita berharap agar RSUD ini bisa dioprasionalkan dengan harapan adanya bantuan dari Provinsi Riau dan APBN. Ini tentu perlu adanya kerjasama dari semua pihak dari Diskes dikordinasikan dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat karena bagai manapun juga RS ini sangat dibutuhkan masyarakat," katanya.

Katanya lagi jika pembangunan telah disiapkan oleh Pemko Pekanbaru tentunya provinsi dan pusat bisa membantu, dan apabila dibiarkan lama keamaan maka bangunan ini akan menjadi rusak dan Diskes juga harus mempersiapkan managemen tenaga medis yang baik.

"Minimal jika pelayanannya belum bisa secara maksimal dilakukan polinya bisa kita gunakan, dan kita melihat jika untuk poli saya rasa cukup, dengan poli sekelas tipe puskesmas rawat inap. Kita inginkan dengan RS yang bagus ini memiliki tenaga medis yang cukup dan banyak," tuturnya.

Saat disinggung pada tahun 2017 ini apakah sudah dianggarkan untuk penyediaan alat-alat kesehatan, Nofrizal mengatakan untuk alat kesehatan tentunya diharapkan melalui APBN sementara untuk APBD hanya untuk poli-poli yang tidak begitu banyak.

"Penyediaan alat kesehatan kami harapkan dari APBN dan melalui APBD hanya poli-poli. Kenapa alat kesehatan melalui APBN karena banyaknya alat-alat kesehatan yang dibutuhkan sekitar menelan biaya Rp165 miliar sampai Rp200 miliar yang sangat besar. Dan target jika ada bantuan APBN tahun 2018 bisa dioprasionalkan dan akan rampung secara maksimal pada tahun 2019," pungkasnya.***


Tulis Komentar