Hal itu disampaikan saat Nusron menjadi narasumber dalam pemaparan hasil survei lembaga Indo Barometer di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis (16/2).
"Saya meyakini lawannya Jokowi bukan Pak Prabowo. Entah siapa orangnya saya meyakini bukan Prabowo. Hidung politik saya sudah merasakan," kata Nusron.
Nusron mengaku keyakinan itu hanya berdasarkan perasaan dan intuisinya sebagai politikus. Tidak ada alasan khusus yang disebutkan terhadap pernyataannya itu.
"Intuisi dan feeling politik saya mengatakan Pak Prabowo tidak akan maju dan mendorong orang untuk maju," katanya.
Meski demikian, Nusron memprediksi Pilpres 2019 hanya memunculkan dua calon. Selain karena agar lebih irit anggaran, dua calon dianggap tidak mengurangi kualitas dan outputnya.
Dalam survei Indo Barometer, Presiden Joko Widodo masih menduduki posisi teratas dengan 97 persen terkait tingkat pengenalan publik terhadap capres. Setelah itu, disusul Jusuf Kalla 91,5 persen, Prabowo 87,7 persen dan Megawati Soekarnoputri 84,7 persen.
Dalam kategori capres yang disukai publik Jokowi mendapat 75,1 persen, Gatot Nurmantyo 70,2 persen, Jusuf Kalla 66,2 persen, Prabowo 64,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 61,2 persen dan Hary Tanoesoedibjo 57,6 persen.
Jokowi juga menduduki peringkat pertama untuk elektabilitas calon presiden pada pertanyaan terbuka dengan meraih 32,7 persen, disusul Prabowo 19,1 persen, Basuki Tjahaja Purnama 2,9 persen dan Gatot Nurmantyo 2,7 persen.
Survei Indo Barometer dilaksanakan pada 23-30 Januari 2018 dengan sampel sebanyak 1.200 responden dan margin of error 2,83 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode yang digunakan dalam survei ini multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terhadap warga yang berusia minimal 17 tahun.
Tulis Komentar