Nasional

Dominasi Asing di Marketplace Picu Impor Barang Konsumsi

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro menuding maraknya penjualan barang impor di pusat dagang secara daring (market place) disebabkan oleh kepemilikan saham asing yang semakin besar.

GILANGNEWS.COM - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro menuding maraknya penjualan barang impor di pusat dagang secara daring (market place) disebabkan oleh kepemilikan saham asing yang semakin besar.

"Ada kemungkinan barang-barang yang diperjualbelikan di e-commerce atau online atau marketplace itu dibanjiri barang impor, dan terus terang ini terkait kepemilikan saham di perusahaan market place tadi," ujar Bambang saat menghadiri acara Quo Vadis Ekonomi Digital Indonesia di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (21/2).

Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, sejumlah marketplace besar di Indonesia memang banyak mendapat suntikan modal dari investor asing. Misalnya, Tokopedia mendapat kucuran modal US$1,1 miliar dari Alibaba Group, korporasi asal China, tahun lalu. Alibaba juga merupakan pengendali marketplace Lazada dengan kepemilikan saham 83 persen.

Artinya, lanjut Bambang, ada indikasi bahwa semakin besar kepemilikan saham perusahaan oleh investor asing, maka barang impor dari negara tertentu juga meningkat.

"Kebanyakan barang yang diimpor adalah pakaian dan peralatan rumah tangga," ujarnya.

Hal itu menyebabkan impor barang konsumsi melesat pada setahun terakhir. Di sisi lain, pertumbuhan konsumsi justru melambat dari yang biasanya tumbuh di atas 5 persen per tahun, tahun lalu hanya tumbuh 4,97 persen.

"Kalau saya pakai data Januari 2018, secara tahunan, impor barang konsumsi kita melejit 30 persen, lebih tinggi dari kenaikan impor barang modal dan barang penolong," ujarnya.

Bambang mengungkapkan pemerintah menyambut baik masuknya investasi asing di sektor ritel online. Namun, tingginya pertumbuhan impor barang konsumsi perlu disikapi dengan cara penguatan regulasi.

"Kami khawatir juga perdagangan onlinenya marak, tetapi industri kecil dan menengah tidak bisa mendapatkan manfaat," ujarnya.

Ditemui terpisah, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku telah menyadari dominasi produk asing di marketplace. Enggartiasto mencontohkan, lebih dari 90 persen produk yang diperdagangkan di marketplace Blibli.com merupakan produk impor.

Informasi itu didapatnya langsung dari manajemen Blibli.com. Blibli.com sendiri dimiliki oleh PT Global Digital Prima Venture yang merupakan bagian dari Grup Djarum.

Melihat hal itu, Enggartiasto mendorong produk-produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) Indonesia untuk berani masuk ke marketplace.

"Mereka (pelaku IKM) mungkin tidak tahu cara memasarkan produknya. Demikian juga marketplace, dia mungkin tidak atau kurang peduli. Siapapun yang masuk selama sesuai kriteria yang mereka tetapkan mereka terima," ujarnya.

Kamis (22/2), Enggartiasto juga akan mengundang para pemilik marketplace besar untuk membahas soal porsi produk impor dan lokal yang diperdagangkan.

Enggartiasto tak menyebut berapa porsi ideal dari produk impor dan lokal yang bisa diperdagangkan di marketplace. Namun, ia berharap para pemilik marketplace besar bersedia memberikan prioritas pada produk dalam negeri.

"Kami imbau dulu teman-teman (marketplace) untuk membantu sesama pengusaha. Kalau kami tetapkan dengan kesewenang-wenangan tidak baik," ujarnya.


Tulis Komentar