Pekanbaru

Indo Barometer Bantah Hasil Survei Pilkada di Riau, Kompas TV Diminta Klarifikasi

Atas hasil survei Indo Barometer yang katanya ditayangkan Kompas Tv, bawah hasil survei Poltracking.

GILANGNEWS.COM - Saat ini beredar hasil survei Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Riau berbentuk foto screen shoot dari layar Kompas TV dengan sumber Lembaga Survei Indo Barometer. Hasil ini menjadi polemik karena persis sama dengan data hasil survei Poltracking; baik angka, koma, titik, maupun persentasenya.

Namun Direktur Indo Barometer, Muhammad Qodari, membantah mengeluarkan hasil survei tersebut.
"Bukan. Itu hasil editing kayaknya. Sudah pernah terjadi juga di daerah lain," sebut Muhammad Qodari ketika dikonfirmasi riausatu.com via WhatsApp, Rabu (28/3/2018).

Indo Barometer menyatakan dirugikan dengan beredarnya informasi bohong melalui media sosial yang mengatasnamakan lembaga tersebut dan mempublis hasil survei tentang Pilkada Riau ini.

Seperti diketahui, baru-baru ini muncul informasi tentang hasil survei dari Indo Barometer di sejumlah media sosial yang menyebutkan pasangan calon
Syamsuar-Edy Natar meraih 19,8 persen, Lukman Edy-Hardianto 17,8 persen, Firdaus-Rusli Effendi 16,4 persen, Arsyad Rachman-Suyatno 11,2 persen, serta Tidak tahu 34,7 persen. Informasi tersebut ternyata tidak benar dan menyesatkan informasi bagi masyarakat Riau.

Terkait kasus ini, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau, Bidang Isi Siaran, Asril Darma, meminta Kompas TV melakukan klarifikasi. "Kita minta Kompas TV klarifikasi. Kalau itu memang bersumber dari mereka, bagaimana ini bisa terjadi. Karena Indobarometer yang dicantumkan sebagai sumber merasa tidak melakukan survei," katanya.

Namun kalau itu bukan dari Kompas TV dan ternyata hasil editan tangan-tangan usil, kata Asril, tentu ceritanya jadi lain. Sehingga pihak televisi tersebut juga diminta melaporkan pelakunya ke pihak berwenang. "Karena jelas hal itu merugikan nama baik Kompas TV sebagai Lembaga Penyiaran," kata Asril yang juga Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pengawasan Siaran Pilkada Riau 2018 ini.

Menurutnya, Kompas TV harus bersikap dan tidak membiarkan isu ini menjadi bola liar. "Kalau benar hasil survei tersebut pernah disiarkan oleh Kompas TV, berarti mereka kurang teliti dan sudah terjebak hoax. Kami akan cek rekaman di pusat pemantauan KPID Riau serta klarifikasi juga ke Kompas TV secepatnya," sebut Asril yang juga berlatar belakang jurnalistik ini.


Tulis Komentar