Sejumlah kelompok masyarakat yang tergabung dalam komunitas Kerja Bakti Demi Negeri menggelar acara buka puasa bersama perdana mereka di Gereja Katedral, Jakarta.
Berdasarkan pantauan, acara ini tidak mengelompokkan masyarakat berdasarkan latar belakang atau agama tertentu. Suster dan romo terlihat turut menghadiri acara ini.
Banyak umat muslim dari berbagai kelompok juga hadir seperti Sinta dari Rumah Kajian Alquran, James perwakilan Nadhlatul Ulama dan Majelis Ulama, serta pengusaha Dewi Motik Pramono.
"Ini bukan kelompok agama, antarkepercayaan. Justru komunitasnya sangat mendasar," kata Perwakilan Komunitas Kerja Bakti Demi Negeri Alyssa Wahid di Gereja Katedral, Jumat (1/6).
Gerakan menguatkan kembali nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat tak hanya dilakukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
Sejumlah kelompok masyarakat yang tergabung dalam komunitas Kerja Bakti Demi Negeri menggelar acara buka puasa bersama perdana mereka di Gereja Katedral, Jakarta.
Berdasarkan pantauan, acara ini tidak mengelompokkan masyarakat berdasarkan latar belakang atau agama tertentu. Suster dan romo terlihat turut menghadiri acara ini.
Banyak umat muslim dari berbagai kelompok juga hadir seperti Sinta dari Rumah Kajian Alquran, James perwakilan Nadhlatul Ulama dan Majelis Ulama, serta pengusaha Dewi Motik Pramono.
"Ini bukan kelompok agama, antarkepercayaan. Justru komunitasnya sangat mendasar," kata Perwakilan Komunitas Kerja Bakti Demi Negeri Alyssa Wahid di Gereja Katedral, Jumat (1/6).
Menariknya, sebagian besar dari mereka sedikit kesulitan menyebutkan Pancasila terutama sila keempat. Permusyawaratan menjadi kata yang sepertinya membuat lidah mereka bekerja keras.
Meski demikian, mereka tetap lantang dan terus menyebutkan hingga sila kelima. Tak lupa, mereka menutupnya dengan merdeka.
Acara menghangat ketika pembawa acara memberi tahu para tamu dapat berkeliling melihat bagian dalam Gereja Katedral. Berkeliling dilakukan satu jam sebelum misa dimulai.
Romo Hani Rudi Hartoko memimpin tur dengan menjelaskan detail mulai dari pintu depan, ornamen dalam, air suci, patung, serta bagian mimbar.
Kebersamaan jelas terlihat di sana. Beberapa orang dengan semangat berswafoto di dalam gereja tanpa mengganggu jemaat yang telah duduk bersiap melakukan misa.
Seorang jemaat bahkan sempat menawarkan diri mengambil gambar tamu dengan latar belakang Bunda Maria.
Beberapa tamu juga menyalakan lilin di sana setelah mengetahui api di lilin merupakan simbol terang bagi dunia.
Kehadiran tamu yang berasal dari beragam latar belakang dan agama ini disambut lagu iringan piano gereja yang berlirik kebinekaan dan perdamaian.
Setelah berkeliling, para tamu kembali ke aula utama guna berbuka puasa bersama. Semua orang duduk berbaur sambil menikmati makanan yang disediakan.
Usai berbuka puasa, umat muslim yang hadir tak perlu bingung atau berjalan kaki ke seberang, Masjid Istiqlal untuk salat. Katedral mengubah satu ruang rapatnya yang bernama St. Petrus menjadi seperti musala lengkap dengan sandal jepitnya.
"Takjil semua sumbangan. Kami tidak tahu cukup atau tidak tapi kami sangat meyakini bapak ibu hadir ke sini bukan cari makanan, tapi karena ingin bertemu saudara sebangsa setanah air," ucap Alyssa Wahid.
Tulis Komentar