Nasional

14 Alat Bukti Diselidiki untuk Ungkap Jatuhnya Pesawat Dimonim Air

Penyerahan alat bukti jatuhnya pesawat Dimonim Air dari Polda Papua kepada KNKT Perwakilan Papua.

GILANGNEWS.COM - Kepolisian Daerah Papua menyerahkan alat navigasi dan komunikasi (GNS 430) dan Emergency Locator Transmitter atau pemancar sinyal darurat yang terdapat pada pesawat Dimonim Air PK-HVQ jenis PAC 750 kepada perwakilan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Perwakilan Papua, Norbertus Tunyaan.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, yang menyerahkan kedua alat ini menuturkan aparat TNI/Polri dan masyarakat telah berusaha melakukan pencarian dan mengevakuasi korban jatuhnya pesawat milik PT. Martha Buana Abadi yang hilang kontak pada 11 Agustus lalu.

Usai ditemukan, Tim SAR gabungan yang dibantu warga langsung mengevakuasi 8 korban tewas dan satu korban selamat atas nama Jumaidi (12).
“Penyerahan barang bukti hari ini untuk memberikan petunjuk informasi terkait kondisi pesawat take off dan jatuh. Saat ini kita serahkan ke KNKT untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, agar ada kepastian penyebab jatuhnya pesawat,” kata Kamal, Kamis (16/8).

Kedua alat yang diserahkan merupakan bagian dari 14 alat yang telah dikumpulkan untuk menyelidiki jatuhnya pesawat yang membawa 9 orang dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digul, ke Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.
“Pada alat GNS 430 berisi komunikasi navigasi, sementara Emergency Locator Transmitter merupakan alat yang mengirimkan sinyal kepada satelit dan diterima langsung oleh Basarnas,” kata Norbertus dalam keterangan pers usai menerima penyerahan kedua alat tersebut di Polda Papua, Kamis (16/8).

Usai jatuhnya pesawat Dimonim Air PK-HVQ, KNKT langsung ke lokasi kejadian bersama TNI/Polri dan masyarakat untuk mencari alat-alat lain yang dibutuhkan untuk penyelidikan pada 14 Agustus.
“Untuk pesawat berbadan kecil, termasuk pesawat Dimonim yang membawa 9 orang penumpang ke bawah, secara regulasi tak ada kotak hitam dan tak diwajibkan,” kata Norbert.

Dalam pantauan KNKT di lokasi kejadian, terlihat pesawat menabrak pohon. KNKT juga telah mengambil gambar dari drone untuk menganalisis laporan awal. Biasanya, kata dia, satu bulan pascakejadian kecelakaan akan ada laporan awal pada situs KNKT tentang fakta-fakta yang terjadi terkait kecelakaan pesawat.

“Tapi, baru satu tahun kemudian bisa disimpulkan penyebab pastinya kecelakaan ini,” jelasnya.
Norbertus menambahkan, pesawat Dimonim Air PK-HVQ merupakan seri 144 yang dibuat pada Juli 2008 dan masih laik terbang.

“Saat kejadian memang cuaca dalam keadaan gelap. Tapi kita tak bisa menyalahkan cuaca terus menerus. Kita akan mencari solusi, jika cuaca tak memungkinkan untuk penerbangan, misalnya, bisa membatalkan penerbangan atau menghindari awan dan sebagainya. Semua ada aturan dalam penerbangan,” ucap Norbertus.


Tulis Komentar