NASIONAL

Minahasa Tenggara Siaga Satu Antisipasi Erupsi Besar Soputan

Pemkab Minahasa Utara siaga satu untuk mengantisipasi erupsi Gunung Soputan.

GILANGNEWS.COM - Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara memberlakukan status siaga satu erupsi Gunung Soputan. Dengan status itu, pemkab pun mengantisipasi letusan besar gunung setinggi 1.784 meter itu dengan penanganan bencana.

"Pemkab saat ini memberlakukan status siaga satu penanganan bencana setelah terjadi erupsi Gunung Soputan," kata Bupati Minahasa Tenggara, James Sumendap di Minahasa Tenggara, Kamis (4/10) dikutip Antara.

Dia menuturkan status tersebut untuk mengantisipasi dampak letusan yang mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar gunung itu.

"Status ini diberlakukan jika terjadi letusan dengan eskalasi yang lebih besar sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat," katanya.

Pemkab Minahasa memberlakukan status itu berdasarkan pengalaman yang terjadi pada letusan Gunung Soputan sebelumnya. Pemkab telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk bersiaga dan penanganan bencana selama terjadi erupsi.

"Siap untuk melakukan penanganan jika terjadi bencana akibat erupsi ini di wilayah Minahasa Tenggara," kata James.

Selain itu, antisipasi dan penanganan bencana, saat ini semua jalur pendakian Gunung Soputan telah ditutup dengan penjagaan ketat aparat keamanan.

Dia mengakui saat ini wilayah Minahasa Tenggara belum terdampak hujan abu, karena pergerakan angin ke arah barat laut menuju Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan.

"Memang saat ini dampaknya di kabupaten tetangga. Tapi kami juga harus siap jika terjadi perubahan arah angin daerah kami bisa terdampak juga," ujarnya.

Diminta Menjauh

Di tempat terpisah Bupati Minahasa Royke Roring meminta warganya untuk menjauhi Gunung Soputan selama terjadi letusan.

"Saya minta jangan ada warga yang mendekati atau melakukan pendakian di Gunung Soputan selama erupsi," kata Royke.

Dia menuturkan status Gunung Soputan berada dalam level III atau Siaga. Saat ini masih berpotensi terjadi letusan berikutnya.

Selain itu Royke menyarankan kepada warga yang permukimannya terdampak abu letusan untuk tidak beraktivitas di luar rumah sampai kondisi aman bagi kesehatan.

"Masyarakat yang daerah terkena hujan abu, diminta untuk tidak keluar rumah karena partikel debu vulkanik ini berbahaya bagi kesehatan," katanya.

Sementara itu sejumlah instansi terkait telah diperintahkan untuk melakukan penanganan di beberapa desa yang terdampak hujan abu.

"Semua instansi saat ini sudah melakukan penanganan di lapangan, seperti pembagian masker kepada masyarakat," ujarnya.

Kecamatan Kawangkoan Barat menjadi daerah yang terdampak hujan abu di Kabupaten Minahasa setelah letusan Gunung Soputan, Rabu (3/4).

Masih Erupsi

Sementara Kepala Pos Pemantau Gunung Soputan, Asep Saifullah mengatakan gunung yang terletak 50 km sebelah barat daya-selatan dari Kota Manado tersebut masih erupsi hingga Kamis pagi.

"Dari dini hari sampai pagi ini masih terjadi letusan," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa pada pukul 04.09 Wita terlihat luncuran awan panas ke arah timur laut dari puncak gunung disertai letusan stromboli setinggi 100-200 meter.

"Kepulan asap putih kelabu juga terlihat dari puncak gunung, dengan estimasi ketinggian 1.000 sampai 2.000 meter," katanya.

Pukul 06.36 Wita terjadi lagi letusan dengan kolom abu setinggi 1.500 meter dari puncak gunung mengarah ke Minahasa Selatan.

"Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, dan condong ke barat dan barat laut," ujar Asep.

Selain itu suara gemuruh dari puncak gunung masih terdengar di pos pemantau yang berjarak sekitar 10 kilometer dari puncak gunung.

Warga dan pendaki diminta tidak beraktifitas atau mendekati area dalam radius empat kilometer dari puncak gunung.

Soputan merupana salah satu gunung api paling aktif di Sulawesi dan sering meletus, baik eksplosif maupun efusif. Gunung ini beberapa kali meletus dalam kurun beberapa tahun terakhir, di antaranya pada 2000-2003, 2004, 2005, 2007, 2008, 2011, 2012, 2016, dan 2018.

Di masa lalu, dalam catatan sejarah gunung ini erupsi pertama kali pada 1785. Sementara letusan terdahsyat terjadi pada 1966 dan 1982.


Tulis Komentar