Nasional

AS Patok Tarif ke China, Sri Mulyani Waspada Dampak ke RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

GILANGNEWS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai dampak penerapan tarif impor tambahan oleh Amerika Serikat (AS) untuk barang-barang China terhadap perkembangan ekonomi dalam negeri.

Persoalannya, hal itu akan menambah tensi ketegangan perang dagang antara AS dengan China. Dengan demikian, perdagangan global ikut terdampak.

"Kami harus waspada kemungkinan terjadi perang dagang yang eskalasinya sudah disampaikan dalam satu tahun terakhir ini," ucap Sri Mulyani, Jumat (2/8).

Ia menyebut kondisi perang dagang AS-China juga akan mempengaruhi kinerja ekspor dan impor Indonesia. Maka itu, seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perlu memperkuat perdagangan di dalam negeri.

"Jadi harus tetap fokus kepada domestik untuk mengatasi potensi pelemahan," imbuhnya.

Sri Mulyani mengaku sebelumnya berharap perundingan perang dagang dalam pertemuan G20 di Osaka bisa mengurangi ketegangan antara AS dan China. Namun, kenyataannya tak sesuai dengan harapan banyak pihak.

Walau demikian, Sri Mulyani menyatakan skenario terburuk dari perang dagang sudah masuk dalam perhitungan prediksi pertumbuhan global tahun ini dan 2020 mendatang.

"Ya ketidakpastian ini kan terus terjadi, kalau skenario terburuk dari kondisi perang dagang AS dan china itu sudah masuk dalam perhitungan pelemahan ekonomi tahun ini," kata Sri Mulyani.

Oleh karena itu, sambungnya, IMF memangkas pertumbuhan global pada 2019 sebesar 0,4 poin menjadi 3,3 persen tahun ini. Kemudian, ekonomi global tahun depan diprediksi melambat sebesar 0,5 persen tahun depan.

"Itu kan seluruh negara-negara akan alami penyesuaian karena ada tantangan dalam perdagangan dunia," ucap dia.

Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengenakan tarif tambahan 10 persen terhadap impor barang asal China senilai US$300 miliar mulai 1 September mendatang. Rencana pengenaan sanksi ia sampaikan saat perundingan damai dagang antara negaranya dengan China berlanjut.

"Pembicaraan perdagangan terus berlanjut, dan selama pembicaraan itu AS akan mulai, pada 1 September, memberikan tambahan tarif 10 persen terhadap impor US$300 miliar sisa barang dan produk yang berasal dari China ke Negara kami. Ini belum termasuk 250 Miliar Dolar sudah Tarif di 25 persen," kata Trump seperti dikutip dari media, Jumat (2/8).


Tulis Komentar