Nasional

Remaja Korban Kekerasan Demo 25 September Kritis di RSPAD

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Seorang peserta aksi demonstrasi di DPR pada 25 September Akbar Alamsyah lalu diduga mengalami luka berat. Hingga hari ini (5/10), dia dikabarkan terbaring koma di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Kepala Advokasi Lembaga Bantuan Hukum LBH Jakarta Nelson Simamora mengonfirmasi informasi tersebut. Nelson mengatakan Akbar hilang dan baru ditemukan pada 28 September. Saat ditemukan, tempurung kepala Akbar diduga pecah.

"Dia hilang tanggal 25 dan baru ditemukan pada 28. Benar koma. Sama kondisinya seperti Faisal mahasiswa Al-Azhar. Tempurung kepala pecah," kata Nelson saat dihubungi media, Sabtu (5/10).

LBH Jakarta adalah bagian dari Aliansi Masyarakat untuk Keadilan (AMUK) yang mengadvokasi korban kekerasan akibat demo mahasiswa pada September lalu.

Nelson mengatakan Akbar membutuhkan penanganan berupa tindakan operasi. Ia mengungkapkan Akbar telah dipindah sebanyak tiga kali untuk mendapatkan perawatan terbaik.

"Awalnya di RS Pelni, lalu dipindah ke RS Polri, terus karena tenaga medis dan alat yang kurang, dipindah ke RSPAD. Jadi sudah pindah tiga kali," kata Nelson

Berdasarkan situs Kitabisa, akun terverifikasi Afifah Zulaicha Setiawati mengatakan Akbar Alamsyah Rahmawan adalah salah satu korban kekerasan saat demonstrasi 25 September lalu.

Akbar masih dalam keadaan koma akibat demo dan sampai ini. Akbar belum sadarkan diri karena tempurung kepala belakang yang pecah akibat pukulan benda tumpul.

"Saat ini sedang menjalani pengobatan di RSPAD Gatot Soebroto," tulis Afifah.

Biaya Ditanggung Polisi

Terpisah, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengatakan biaya pengobatan korban luka berat demo DPR, Akbar Alamsyah Rahmawan akan ditanggung oleh polisi.

Koordinator KontraS Yati Andriyani menjelaskan mengatakan polisi akan menanggung pengobatan sekaligus pemulihan hingga tiga bulan ke depan.

"Korban masih kritis. Untuk biaya RS Polri menyebutkan akan menanggung sampai tiga bulan ke depan," kata Yati saat dihubungi media, Sabtu (5/10)

Kontras juga adalah bagian dari AMUK.

Yati mengatakan pihaknya sedang melakukan penelusuran terkait informasi bahwa Akbar sempat hilang selama dua hari dan baru ditemukan pada 28 September.

"Kami masih menelusuri, khususnya saksi yang mengetahui kondisi dan keberadaan Akbar saat ditangkap hingga kemudian menjadi korban kekerasan," katanya.


Tulis Komentar