Nasional

Tangani Pasien Virus Corona, Sumut Butuh 720 Tenaga Medis

Pemprov Sumatera Utara membutuhkan dokter dan tenaga kesehatan 720 orang untuk ditempatkan di 11 tempat RS isolasi. Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara saat ini membutuhkan dokter dan tenaga kesehatan kurang lebih sebanyak 720 orang. Mereka nantinya akan ditugaskan di 11 tempat isolasi rumah sakit (RS) di Sumut dengan target 1.000 kamar sebagai antisipasi apabila terjadi lonjakan pasien untuk penanganan warga yang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) virus corona.

"Oleh sebab itu Pemprov Sumut masih sangat membutuhkan bantuan tenaga kesehatan yang ada di Sumut untuk bergabung," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Sabtu (28/3).

Aris yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumut ini menjelaskan 11 tempat isolasi RS di Sumut yang disiapkan tersebut antara lain RS dr GL Tobing, RS Martha Friska 1 dan RS Martha Friska 2, RS Haji Medan, RS Sari Mutiara, Asrama Haji Medan, BPSDM Provinsi Sumut, Wisma Atlet, BP-PAUDNI Sumut, SPN Sampali dan RS Siti Hajar Medan.

"Untuk RS GL Tobing yang merupakan salah satu dari 11 tempat isolasi RS itu juga saat ini sudah siap untuk di launching. Rumah sakit ini, memiliki 39 kamar ditambah 2 ICU, non-ICU dan dilengkapi 72 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter umum, spesialis dan tenaga kesehatan lainnya," ungkapnya.

Menurutnya Pemprov Sumut juga tengah menyiapkan sarana prasarana untuk menerima, merawat dan mengobati penderita PDP yang akan dirujuk nanti di 11 tempat isolasi RS tersebut. Di samping itu Sumut juga sudah memiliki Alat Perlindungan Diri (APD) sebanyak 2.115 set, yang nantinya segera didistribusikan ke rumah sakit di Sumut termasuk yang ada merawat PDP.

"Data Kemenkes saat ini terdapat 7 provinsi yang sudah masuk dalam kategori lokal transmisi dalam kasus Covid-19. Akan tetapi Provinsi Sumut, tidak termasuk dalam 7 provinsi itu. Mudah-mudahan kita tidak sampai masuk dalam kategori provinsi yang dianggap berbahaya," tuturnya.


Tulis Komentar