Sebelumnya Kemenparekraf telah menjalin kerja sama dengan Accor Group untuk menyediakan tempat istirahat para tenaga medis dan Gugus Tugas, serta berkolaborasi dengan Bluebird, Panorama, Antavaya dan Whitehorse sebagai penyedia transportasi. Teknis pemanfaatan kedua fasilitas tersebut akan berada di bawah koordinasi Gugus Tugas BNPB.
Wishnutama menjelaskan, penyediaan tersebut bertujuan agar para tenaga medis dan gugus tugas bisa berada lebih dekat dengan rumah sakit. Di tahap awal, ada 615 kamar yang disesuaikan dengan kebutuhan empat rumah sakit, yakni RSCM, RSPAD, RS Sulianto Saroso, dan RS Persahabatan.
"Dengan jumlah kamar itu bisa menanggung akomodasi 1.100 tenaga medis dengan skema mix twin dan single room," katanya.
Pihak hotel sendiri dipastikan mengikuti SOP dalam melayani tamu seperti ketetapan Kementerian Kesehatan. Di antaranya, penyemprotan disinfektan secara rutin terutama di pintu masuk hotel, kegiatan sanitasi, serta pengaturan physical distancing di seluruh area hotel termasuk lift, dan meminimalkan interaksi pelayanan secara langsung.
Para tenaga medis yang menginap beserta karyawan hotel diharuskan melewati sejumlah tahapan antisipasi penularan Covid-19 seperti cek suhu badan, pintu disinfektan, dan pemakaian alat pelindung diri sebagai bentuk protokol wajib. Selain itu, hotel melaksanakan SOP khusus di departemen terkait, misalnya SOP di housekeeping dari prosedur sanitasi, frekuensi pembersihan, hingga pemberian ekstra amenities.
Wishnutama mengungkapkan, kemungkinan kerja sama dengan hotel lain masih terbuka, selama prosedur dan persyaratan terpenuhi. Beberapa syarat itu, antara lain
Kepala BNPB sekaligus Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo menyatakan apresiasi atas kehadiran Menparekraf ke BNPB. Hal itu dipandang sebagai dukungan penuh kepada para dokter, perawat, dan pekerja rumah sakit, termasuk pengemudi ambulans dan kereta jenazah.
Doni juga mengungkapkan terima kasih kepada pelaku industri pariwisata dalam kerja sama ini. Meski dukungan terus ada, ia tetap mengajak berbagai pihak menggunakan metode kolaborasi pentahelix berbasis komunitas.
"Dan ini kami sangat harapkan bukan hanya di tingkat pusat, tetapi juga untuk sampai tingkat provinsi, kabupaten atau kota, kelurahan atau desa, bahkan juga sampai ke tingkat RT RW. Kita juga harus yakin bahwa kita bisa mengatasi ancaman virus ini manakala kita tetap menjaga disiplin, saling membagi, saling menolong, dan saling membantu," katanya.
Wishnutama mengatakan, kerja sama tersebut sesuai dengan Inpres Nomor 4 Tahun 2020 tentang fokus ulang kegiatan, realokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa untuk mempercepat penanganan Covid-19. Tidak hanya sebagai upaya bersama melawan pandemi, namun juga untuk menjaga kelangsungan industri perhotelan dan transportasi.
Diketahui, sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak corona. Berdasarkan data dari PHRI, hingga pertengahan Maret tingkat okupansi hotel di berbagai wilayah Indonesia turun hingga 50 persen. Penurunan diduga masih akan terus terjadi,
"Misi kemanusiaan ini sudah bukan lagi terkait untung atau rugi, tapi ini terkait nyawa manusia. Saya mengimbau untuk semua unsur, termasuk para pelaku industri pariwisata dapat membantu bersama jaga Indonesia dalam menghentikan penyebaran wabah Covid-19. Saatnya berbagi dan saling membantu, bersama jaga Indonesia," ujar Wishnutama.
Tulis Komentar