GILANGNEWS.COM - Jumlah kematian akibat pandemi COVID-19 di Amerika Serikat sejauh ini telah melampaui jumlah korban tewas di AS akibat Perang Dunia II. Hal ini berdasarkan jumlah total kematian hingga Rabu (20/1) waktu setempat yang dirilis oleh Universitas Johns Hopkins (JHU).
Pada Kamis (21/1/2021), menurut data JHU per Rabu (20/1) atau tepat di hari pelantikan Joe Biden sebagai Presiden ke-46 AS, sebanyak 405.400 orang telah meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh virus Corona di Amerika Serikat. Jumlah ini melebihi data total kematian di AS akibat Perang Dunia II.
"Jumlah total kematian dalam pertempuran dan non-pertempuran dalam Perang Dunia II adalah 405.399 orang," demikian menurut Departemen Urusan Veteran.
Angka tersebut menjadi sebuah pengingat akan beratnya pandemi seiring dilantiknya Presiden Joe Biden untuk memulai masa jabatan empat tahunnya.
"Kita membutuhkan semua kekuatan untuk bertahan melalui musim dingin yang kelam ini. Kita sedang memasuki periode virus yang paling sulit dan paling mematikan," kata Biden dalam pidato pelantikannya.
Diketahui AS menyumbang angka empat persen dari populasi dunia dengan sekitar 20 persen kematian akibat COVID-19.
Meskipun tampaknya tingkat infeksi telah mencapai puncak baru, pemodelan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menunjukkan varian baru B.1.1.7, yang awalnya diidentifikasi di Inggris, akan menyebabkan lonjakan baru dalam beberapa bulan mendatang.
Menurut Biden, ia akan mengatasi pandemi yang berakar pada solusi berbasis bukti, tidak seperti pendahulunya Donald Trump.
Dia akan mengupayakan dana US$ 1,9 triliun untuk Darurat COVID dan paket pemulihan ekonomi dari Kongres, dan pada Rabu (20/1/2021) menandatangani perintah eksekutif untuk kebutuhan masker di tingkat federal.
Pemerintahan Biden juga berencana untuk bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang dicemooh Trump karena menurutnya telah dimanipulasi oleh China. Kebijakan untuk membawa AS kembali bergabung dengan WHO menjadi salah satu dari 17 perintah dan langkah eksekutif yang ditandatangani Biden pada hari pertamanya menjabat Presiden AS.
Perintah-perintah eksekutif itu akan fokus pada sejumlah isu terkini, seperti imigrasi, lingkungan, ekonomi dan pandemi virus Corona (COVID-19). Beberapa perintah eksekutif akan membatalkan kebijakan dan keputusan yang diambil pada era pemerintahan Trump.
Tulis Komentar