Legislator

Dewan Berharap Tak Ada Lagi Zona Merah Saat Sekolah Tatap Muka Awal Juli

Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Ginda Burnama

GILANGNEWS.COM - Penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, yang sudah direncanakan oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, terus mendapat dukungan positif dari legislator di Gedung Payung Sekaki DPRD Pekanbaru.

Kali ini Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Ginda Burnama ST, sangat berharap aktivitas belajar mengajar para pelajar, bisa normal kembali seperti sedia kala.

Namun yang lebih penting lagi, mari sama-sama masyarakat Kota Pekanbaru berdoa dan mengikuti anjuran pemerintah, agar kasus penyebaran covid-19 landai di kota ini.

Sehingga harapannya, saat penerapan PTM nanti, Kota Pekanbaru tidak dalam zona merah lagi. Seperti diketahui, hingga saat ini, dari 83 Kelurahan di Kota Pekanbaru, 44 kelurahan di antaranya, masih zona merah.

"Ya, tentunya (PTM) bisa di laksanakan di Kota Pekanbaru, apabila zona sudah bukan merah lagi. Mengingat kita pada awal tahun 2021 kemarin, sempat sekolah juga dengan 50 persen siswa masuk," paparnya Jumat (11/6/2021).

Dalam rencana Mendikbud Ristek tersebut, pada Juli nanti pelajar sekolah lagi, dengan beberapa ketentuan. Formatnya yakni, maksimal dua kali seminggu, siswa yang hadir 25 persen dari kapasitas, dan maksimal 2 jam pertemuannya.

Formasi ini sempat menuai kritik dan saran dari berbagai kalangan. Namun apapun itu, tambah Ginda Burnama, untuk kepastian pelaksanaannya di Kota Pekanbaru, melihat angka kasus covid-19.

"Mudah-mudahan tingkat kasus covid di Pekanbaru menurun. Sehingga aktifitas bisa pulih lagi. Para siswa atau pelajar juga bisa berinteraksi tatap muka kembali. Yang paling penting juga, dunia pendidikan bisa berjalan kembali sebagaimana mestinya," harap politisi milenial ini.

Gayung bersambut, para orangtua siswa ternyata menyambut baik rencana PTM Terbatas tersebut. Sebab, setelah sekian lama anak-anaknya belajar daring, membuat anak malas belajar, hobi main game, dan tidak tentu arah.

"Kalau kami lebih baik memilih anak-anak sekolah tatap muka saja. Yang penting prokes. Sudah hancur lebur pendidikan anak, gara-gara belajar online. Gurunya juga terkesan seenaknya saja beri PR," kata Ina, orangtua siswa yang anaknya kini duduk kelas 2 SDN di wilayah Panam.

"Kalau terus menerus belajar online, mau jadi apa anak kita. Para pejabat dan pakar, jangan banyak teori. Lihat kondisi ril di lapangan. Kami yang merasakan, mari realisasikan saja sekolah tatap muka ini," tambah Ina, yang diamini orangtua lainnya.


Tulis Komentar