PEKANBARU – Memasuki musim hujan, masyarakat Kota Pekanbaru diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hujan yang turun selama beberapa pekan terakhir memicu banyaknya genangan air, kondisi ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Doni Saputra, meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk proaktif dalam menangani potensi lonjakan kasus DBD. Menurutnya, peran puskesmas di daerah terdampak harus ditingkatkan agar penyakit ini bisa dicegah sejak dini.
“Kalau memang ada kasus DBD, kita minta puskesmas segera mengambil sikap. Jangan menunggu keuangan ada baru fogging dilaksanakan. Keadaan seperti ini memerlukan aksi cepat,” ujar Doni, Selasa (17/12/2024).
Doni menyoroti kejadian di Kecamatan Payung Sekaki sebagai salah satu contoh nyata lambannya penanganan DBD. Ia mengungkapkan bahwa dua warga di daerah tersebut telah terjangkit DBD, namun belum ada tindakan konkret dari pihak Dinas Kesehatan.
“Di Payung Sekaki, sudah ada dua warga yang terkena DBD. Saya sudah minta Kepala Puskesmas Payung Sekaki untuk bertindak, tetapi mereka beralasan anggaran tidak ada. Bahkan, vendor fogging mengeluh sudah melaksanakan fogging di 200 titik namun belum mendapatkan pembayaran,” tegasnya.
Situasi ini, menurut Doni, mencerminkan lemahnya koordinasi antara pemerintah daerah dan dinas terkait. Ia mendesak Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru untuk segera turun tangan menekan Dinas Kesehatan agar operasional puskesmas tidak terganggu.
“Ini bukan hanya satu kasus, kemungkinan besar ada banyak kasus serupa di daerah lain yang belum terdata. Dinkes harus proaktif, jangan menunggu laporan korban bertambah banyak. Kepada Pj Wali Kota, tolong prioritaskan anggaran untuk Dinkes, terutama untuk penanganan DBD yang memerlukan tindakan cepat seperti fogging,” ujar Doni.
Pentingnya Pencegahan Dini Selain fogging, masyarakat juga diimbau untuk turut berperan aktif dalam pencegahan DBD. Langkah sederhana seperti menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat-tempat yang berpotensi menampung air (3M) perlu diterapkan secara rutin. Genangan air di halaman rumah, pot bunga, atau ban bekas sering kali menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.
“Kunci utamanya adalah pencegahan. Masyarakat harus sadar akan bahaya DBD, terutama di musim hujan seperti sekarang. Pemerintah dan warga harus saling mendukung agar kasus DBD dapat ditekan,” pungkas Doni.
Memasuki cuaca ekstrem, Kota Pekanbaru memang dituntut untuk lebih siap menghadapi ancaman kesehatan seperti DBD. Dengan kolaborasi antara pemerintah, dinas terkait, dan masyarakat, diharapkan ancaman DBD dapat diminimalisir sehingga tidak memakan korban lebih banyak.
Tulis Komentar