Nasional

PDIP Tegaskan Penganiaya Komandan Brigade Persis Bukan Kader

Ilustrasi

GILANGNEWS.COM - Asep Muftah (45), tersangka penganiayaan komandan brigade Persatuan Islam (Persis) pusat, HR Prawoto, menggunakan kaos merah berlogo banteng saat melakukan melakukan penganiayaan. Namun, PDI Perjuangan menyatakan Asep bukan kader maupun simpatisan partai.

"Kami ingin menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas kejadian ini dan kita tidak ingin melebar ke lain-lain. Kami perlu sampaikan pelaku bukan kader kami bahkan simpatisan pun bukan," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bandung, Isa Subagja di Mapolrestabes Bandung.

Soal kaos yang dikenakan Asep tersebut, ramai dibicarakan di media sosial. Berdasarkan foto di media sosial, saat ditangkap, Asep tampak mengenakan kaos merah berlogo banteng.

Kaos dan juga pipa besi yang dipakai Asep untuk memukul korban Prawoto yang berpofesi sebagai ustaz kini diamankan sebagai barang bukti.

Setelah beredarnya foto tersebut, Isa langsung melakukan pengecekan kepada kadernya dan Asep bukanlah kader partai.

"Setelah dicek tidak benar anggota kami," tegasnya.

Pria yang juga menjabat Ketua DPRD Kota Bandung ini berharap kasus ini dituntaskan oleh pihak kepolisian untuk terus melakukan penyidikan.

HR Prawoto dianiaya Asep pada Kamis (1/2) pukul 07.00 WIB di Blok Kasur RT 01 RW 17, Kelurahan Cigondewah Kidul, Kecamatan Bandung Kulon. Korban mengalami luka di bagian kepala, pelipis dan patah tangan kanan. Warga sempat melerai kemudian membawa korban ke rumah sakit Santosa Kopo. Namun, sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB, Prawoto meninggal dunia.

Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo masih mendalami motivasi Asep mengenakan kaos tersebut. Namun yang pasti kaos itu sudah disita.

"Saya datang ke TKP, ke rumah pelaku itu. Sudah tidak ada barang bukti juga. Hanya kaos itu yang dia pakai," kata Hendro.

Ustaz Prawoto dikenal sebagai sosok yang baik di mata pengurus Persis. Ketua Majelis Penasehat PP Persis Maman Abdurrahman menuturkan, pihaknya berduka atas kehilangan Prawoto.

"Bertugas menjaga ulama dan masyarakat saat menjalankan dakwah," tutur Maman.

Terkait insiden yang menimpa Prawoto, Maman langsung meminta kepada umat Persis untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang di luar dugaan.

"Kami memohon kepada aparat hukum agar menetapkan hukum yang berlaku dan mengusut jangan sampai lepas dari penjara," ujarnya.


Tulis Komentar