Nasional

'Nostalgia' Pemimpin JAD dengan Sang Guru Aman Abdurrahman

Mantan pimpinan JAD Zainal Anshori bertemu dengan sang guru Aman Abdurrahman di Pengadilan. Pertemuan mereka dimulai dari sebuah pengajian.

GILANGNEWS.COM - Mengenakan baju panjang putih dengan kopiah berwarna hijau, Zainal Anshori (43), berjalan memasuki ruang sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Jumat (9/3). Pimpinan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) itu dihadirkan sebagai saksi untuk Oman Rochman alias Aman Abdurrahman.

Sesampainya di dalam ruang sidang, Anshori tak langsung duduk di kursi saksi yang berada di tengah antara meja majelis hakim, jaksa penuntut umum maupun tim kuasa hukum Aman. Dia memilih untuk lebih dulu menghampiri Aman.

Anshori langsung menyodorkan tangannya dan langsung disambut Aman. Mereka berdua berpelukan, sembari mencium pipi kanan dan kiri. Senyum merekah tampak pada wajah keduanya yang sudah lama saling mengenal itu.

Anshori pun langsung duduk di kursi saksi untuk memberikan keterangan dalam sidang lanjutan terdakwa dalang serangan bom Thamrin tersebut.

Dalam kesaksiannya, Anshori mengaku mengenal Aman pertama kali dalam sebuah pengajian beberapa tahun silam. Dia mengatakan ceramah yang disampaikan Aman ketika itu adalah soal Tauhid. Anshori mengakui bahwa Aman merupakan gurunya.

Setelah beberapa kali mengikuti pengajian dan mengenalnya, Anshori mengatakan pernah meminta Aman memberikan ceramah di daerahnya. Aman, kata Anshori juga sempat mengeluarkan buku seri materi tauhid.

Lebih lanjut, Anshori mengatakan beberapa kali menjenguk Aman menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Dia menjenguk dengan beberapa orang lainnya.

Pembentukan JAD

Menurut Anshori, Aman kerap memberikan tausiah kepada mereka yang datang membesuk ke Nusakambangan. Bahkan, kata dia Aman meminta agar dibentuk sebuah wadah untuk menampung jamaah yang mendukung khilafah di Indonesia.

Akhirnya dibentuk lah sebuah wadah, sebagaimana arahan Aman, dengan nama Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Anshori menyebut Marwan alias Abu Musa ditunjuk sebagai pimpinan pusat JAD, sementara dirinya pimpinan JAD Jawa Timur.

Anshori mengatakan Aman memang tak masuk dalam struktur organisasi JAD, namun komunikasi tetap terjalin dengan sosok yang mendekam di Lapas Nusakambangan itu. Menurut dia, Aman menjadi panutan anggota JAD dan menjadi tempat konsultasi.

"Ya beliau sebagai guru, sebagai ustaz. Sebagai rujukan dalam beberapa ilmu," tutur Anshori.

Anshori mengungkapkan setelah Abu Musa pergi ke Suriah, dirinya yang menjadi pimpinan pusat JAD.

Anshori melanjutkan anggota JAD dari sejumlah wilayah di Indonesia pernah berkumpul di Malang, Jawa Timur sekitar akhir 2015 lalu. Saat di akhir acara, yang digelar tiga hari berturut-turut itu Aman sempat melakukan video call kepada jamaah.

Padahal ketika acara berlangsung, Aman masih mendekam di Lapas Nusakambangan. Anshori mengatakan komunikasi tatap muka itu dilakukan oleh Abu Malik menggunakan telepon selularnya.

Namun, Anshori tak banyak mengingat apa saja yang dibicarakan dalam video call antar Aman dan jamaah yang berlangsung sekitar lima menit tersebut. Anshori mengaku hanya mengingat soal pertanyaan mengenai hukum menyekolahkan anak-anak di sekolah negeri.

Selepas memberikan keterangan, Anshori pun kembali menghampiri Aman yang duduk di samping kuasa hukumnya. Sembari tersenyum, Anshori kembali bersalaman kemudian memeluk sang guru.


Tulis Komentar