Nasional

Transaksi Lewat Money Changer, Setnov Terindikasi TPPU

Setya Novanto diindikasikan melakukan tindak pidana pencucian uang.

GILANGNEWS.COM - Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein menyebut terdakwa korupsi proyek e-KTP Setya Novanto terindikasi melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Dugaan ini muncul dari sejumlah transaksi luar negeri yang diduga ditujukan untuk Setnov.

Hal ini diungkapkan Yunus saat memberikan keterangan sebagai ahli dalam sidang korupsi proyek e-KTP bagi terdakwa Setnov di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (12/3).

"Kalau ada transaksi dengan modus menyembunyikan asal usul transaksi bisa dianggap layering (memindahkan uang secara beberapa kali untuk menyamarkan transaksi)," kata Yunus.

Tahapan pencucian uang, terdiri dari placement atau penempatan uang, layering, dan integration atau diputar kembali untuk investasi.

Sementara itu transaksi yang diduga digunakan Setnov adalah dengan skema barter dollar melalui sesama money changer yang berasal dari PT Biomorf di negara Mauritus milik pengusaha Johannes Marliem. Uang itu kemudian diberikan melalui keponakan Setnov, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, dalam bentuk tunai.

Yunus menyebut kepulauan Mauritius yang terletak di kawasan barat daya Samudera Hindia itu memang termasuk negara yang berisiko menjadi tempat pencucian uang.

"Mauritius memang termasuk high risk country dalam pencucian uang," katanya.

Lebih lanjut Yunus mengatakan, transaksi tak langsung atau melalui money changer semacam ini biasanya sengaja dilakukan untuk menghindari laporan transaksi. Selain itu, sumber uang yang dikirim umumnya berasal dari tindak pidana.

"Transaksi tanpa transfer langsung biasanya juga karena jumlah uang tidak sesuai profil penerima," katanya.

Dalam surat dakwaan, Setnov disebut menyamarkan uang terkait proyek e-KTP ke beberapa rekening dan money changer. Uang itu diambil oleh Irvanto yang juga menjadi tersangka dalam perkara ini. Ia disebut menjadi perantara penerima uang Setnov sebesar US$3,5 juta dalam kurun waktu Januari-Februari 2012.


Tulis Komentar