GILANGNEWS.COM - Syakira (6), murid PGRA Al-Haq Margahayu, tewas terjepit gerbang otomatis di sekolahnya. Polisi tidak mengusut peristiwa ini karena pihak keluarga dan sekolah sudah menganggap insiden maut yang merenggut nyawa Syakira murni kecelakaan.
"Tidak ada pelaku dan tidak ada unsur kesengajaan. Pihak keluarga telah menerima, saya juga sudah dapat copy-an pernyataannya," kata Kapolsek Margahayu Kompol Agus Wahidin di Mapolsek Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/8/2019).
Agus mengungkapkan bahwa pihak keluarga Syakira menilai kejadian ini kecelakaan dan sudah bermusyawarah dengan pihak sekolah. Selain itu, sambung dia, keluarga bocah perempuan tersebut mendapatkan uang kompensasi dari pihak yayasan.
"Sudah menerima kejadian ini, juga sudah menerima kompensasi senilai Rp 50 juta," ujar Agus.
Ia menegaskan kejadian yang menimpa Syakira terjadi sepulang sekolah. "Ini murni kecelakaan," kata Agus.
Gerbang Tak Dijaga Satpam
Syakira meninggal akibat kepalanya terjepit gerbang otomatis di kompleks sekolah. Biasanya ada satpam yang memantau dan menjaga akses sekolah. Namun saat kejadian nahas menimpa Syakira, tidak ada satpam yang menunggu gerbang maut tersebut.
"Tombol (otomatis) yang mengoperasionalkan adalah satpam. Pada saat itu satpamnya dua hari itu sakit, tapi aktivitas di sekolah itu kan harus berjalan," ucap Kapolsek Margahayu Kompol Agus Wahidin.
Karena kegiatan belajar-mengajar sekolah harus berlangsung, tombol otomatis gerbang tersebut dioperasionalkan oleh staf serta karyawan yang ada di Yayasan Al-Haq Margahayu. Karyawan sudah dapat sosialisasi, jadi karyawan dan karyawati yang mengoperasionalkannya," ujarnya.
Menurut Agus, mengoperasikan gerbang otomatis itu sangat mudah yaitu tinggal menekan tombol. "Ada tiga tombol, warna hijau, kuning dan merah. Hijau untuk membuka, kuning untuk menghentikan dan merah untuk menutup," tutur Agus.
Sekadar diketahui, gerbang otomatis itu dipasang di lingkungan MI dan MTS Yayasan Al-Haq. Gerbang bercat krem ini tingginya tiga meter dan panjang enam meter (sebelumnya disebut empat meter).
Dari informasi yang diterima polisi, gerbang otomatis itu dibuka karena ada guru hendak ke MTS. "Gerbang itu bukan masuk ke TK, tapi buat masuk ke MI dan MTS. Gerbang dibuka karena ada salah satu guru MTS masuk, apakah itu korsleting atau bagaimana tiba-tiba pintu tertutup. Pintu ini pun masih tahap uji coba karena baru dioperasikan selama dua minggu," tutur Agus.
Tulis Komentar