Danrem 044/Garuda Dempo, Kolonel Arh Sonny Septiono menyebut akan menindak para pelaku pembakaran lahan. Dia menginstruksikan agar pelaku ditembak di tempat namun harus sesuai prosedur yang berlaku.
"Ya saya bilang kalau ada lihat pembakar lahan langsung tembak di tempat. Tetapi tetap harus sesuai SOP dan lihat kondisi di lapangan," kata Sonny di rapat evaluasi untuk pencegahan kebakaran lahan di Posko Satgas Karhutla BPBD Sumatera Selatan, Selasa (13/8/2019).
"99 persen kebakaran ulah manusia dan sisanya karena alam. Tapi itukan sangat kecil dan harus ada tindakan tegas agar jadi efek jera," samhung Sonny yang juga menjabat sebagai Dansatgas Karhutla di Sumsel.
Sementara itu, Kabaharkam Polri, Komjen Condro Kirono, mengatakan, pihaknya juga akan memburu para pelaku pembakaran hutan. Tindakan tegas harus dilakukan supaya ada efek jera ke para pelaku.
"Saya sarankan satgas untuk melakukan operasi tangkap tangan. Buru pembakar lahan supaya ada efek jera dan tidak lagi terulang," ujar Kabaharkam Polri, Komjen Condro Kirono di lokasi yang sama.
Diakui mantan Kapolda Jawa Tengah ini, penanganan kebakaran hutan dan lahan memang sulit dilakukan tanpa peran dari masyarakat. Untuk itu dia meminta agar masyarakat dilibatkan, terutama dalam operasi tangkap tangan.
"Saya pernah menjadi pelaku yang ikut mengatasi masalah kebakaran lahan di Riau 2014 lalu. Itu sangat sulit dan kita harus melibatkan masyarakat di sekitar. Masyarakat ikut OTT dan beri apresiasi," urai Condro.
Dengan apresiasi itu, tentu masyarakat akan ikut melakukan pengawasan agar lahan tidak terbakar. Dia optimis upaya itu akan maksimal. Apalagi ada ribuan personil satgas gabungan darat hingga udara yang diterjunkan di lapangan.
"Bukan hanya satgas, warga juga boleh menangkap pelaku pembakaran lahan. Siapapun yang melihat pembakar lahan bisa langsung tangkap, langsung proses hukum," terang Condro.
Tidak hanya tindakan tegas, berbagai upaya untuk pemadaman pun disebut terus dilakukan. Saat ini sudah ada 5 heli water bombing disiagakan.
"Pemadaman masih kami lakukan, untuk kendala karena jarak tempuh cukup jauh dari Palembang. Di mana kita ketahui ya, heli untuk water bombing itu terbangnya hanya 3 jam kalau jarak tempuh 1 jam itu artinya pemadaman hanya bisa 1 jam," terang Komandan Satgas Udara, Kolonel Pnb Heri Sutrisno di kesempatan yang sama.
Tulis Komentar