Nasional

Wanita Cantik Surabaya Novy Chardon Hilang Usai Nikahi Bule Kaya Australia, Diduga Dibunuh Suami

Novy Chardon.

GILANGNEWS.COM - Mahkamah Agung menyidangkan dugaan pembunuhan wanita asal Surabaya, Novy Chardon (34) dengan terdakwa suaminya John William Chardon (71), di ibu kota Queensland, Brisbane.

Persidangan pengusaha kaya John Chardon telah digelar sejak Kamis (15/8/2019) dan dijadwalkan berlangsung selama empat minggu dengan menghadirkan lebih dari 70 orang saksi.

Dalam persidangan terungkap bahwa pasangan itu bertemu pada tahun 2000 dan langsung menikah hanya berselang sebulan kemudian.

Pernikahan mereka diketahui mulai berantakan sekitar tahun 2009.

Novy pernah bercerita kepada seorang temannya bahwa John telah berselingkuh.

Mereka pun berpisah pada tahun 2012, tetapi terus tinggal serumah.

Suami-istri ini kemudian sama-sama berselingkuh dengan orang lain.

Novy Chardon terakhir kali diketahui keberadaannya adalah tanggal 6 Februari 2013.

Pada Maret 2013 Kepolisian Queensland merilis foto rekaman CCTV yang menunjukkan Novy berada di sebuah pompa bensin di daerah Upper Coomera di malam dia dilaporkan menghilang, 6 Februari 2013.

Diketahui juga setelah dari pompa bensin, Novy masih terlihat di rumahnya pada malam hari.

Polisi bersama para relawan ikut mencari barang-barang milik Novy, berupa tas tangan merk Chanel, dompet merk Prada, dompet gantungan kunci merk Louis Vuitton, kunci mobil Volvo, baju dan dua buah koper.

Mobil yang dikendarainya ditemukan lima hari kemudian di dekat stasiun kereta api tak jauh dari rumahnya.

Upaya pencarian terhadap wanita asal Indonesia ini telah dilakukan pihak berwajib.

Pencarian juga pernah dilakukan di pekarangan sebuah rumah di Mount Nathan, pedalaman Gold Coast, di tahun 2014 dan ditemukan mobil bak terbuka warna putih, yang sebelumnya terlihat pernah berada di dekat mobil Novy di stasiun kereta.

Puluhan relawan juga pernah melakukan pencarian jasad Novy di sebuah properti seluas 3,6 hektar di kawasan Advancetown, pedalaman Gold Coast.

Ibu dua anak itu belum pernah ditemukan sampai sidang kasus ini digelar 15 Agustus 2019, namun polisi memperkirakan dia sudah meninggal dengan terdakwa suaminya sendiri.

Pada sidang  Jumat (16/8/2019), saksi yang diajukan adalah Frederika Wong, teman Novy Chardon.

Menurut Frederika, sehari setelah Novy hilang, Frederika mendatangi rumah keluarga Chardon di Gold Coast, karena ia sudah janjian dengan Novy untuk minum kopi bersama.

Di rumah tersebut, Frederika hanya menemukan suami Novy, John yang mengundangnya masuk ke dalam rumah dan mengatakan bahwa Novy sudah membawa barang-barangnya dan meninggalkan rumah mereka.

"John mengatakan bahwa anak--anak lebih senang sekarang tanpa ibunya," kata Frederika di pengadilan.

Dalam perjumpaan tersebut, Frederika mengatakan John mengeluh bahwa rumah mereka kotor dan kemudian membawanya masuk ke dalam kamar tidur dimana karpetnya baru dibersihkan, dan masih tampak basah.

Kemudian Frederika mengatakan John Chardon mengajaknya berhubungan seks.

"Dia bertanya apakah suami saya biasa memuaskan saya (di ranjang) ," kata Frederika.

Ia kemudian melanjutkan bahwa John mengeluarkan kata-kata bernada seksual dan mengatakan bisa membuatnya mencapai orgasme.

Frederika lalu mengatakan jika ia harus meninggalkan rumah tersebut.

Dalam kunjungan tersebut, John juga bertanya kepada Frederika apakah ia ingin beberapa tas milik istrinya.

"Dia mengatakan saya bisa mengambil tas mana saja," kata Frederika.

"Saya bilang 'tidak, saya tidak mau satupun. Ini kan semua milik Novy'".

Frederika mengaku jika tidak ada yang aneh dalam perilaku Novy saat keduanya terakhir bertemu.

Hanya saja Novy sempat mengatakan ia sudah menandatangani surat perceraian yang akan diserahkan kepada John, yang diserahkannya saat Novy dilaporkan menghilang.

Dalam sidang hari Senin (19/8/2019) tetangga keluarga Chardon, Glenn Liscombe, mengatakan pasangan suami istri itu memang memiliki masalah dalam perkawinan mereka.

"Dia takut dengan nasibnya, katanya kepada saya," kata Liscombe.

"Novy mengatakan bila dia tidak kembali dari perjalanan ke luar negeri maka itu berarti John mungkin telah membunuhnya, atau membuatnya mati dibunuh."

Dalam sidang tersebut, Liscombe mengatakan Novy memintanya untuk melapor ke polisi bila dia tidak kembali ke rumahnya.

Liscombe mengatakan di hari ketika Novy hilang, dia melihat adanya "kegiatan tak lazim" di rumah itu.

Di antaranya, John Chardon dan kedua anak perempuannya yang sudah dewasa tampak meninggalkan rumah tersebut terburu-buru.

Dalam tanya jawab dengan pengacara terdakwa, Liscombe mengatakan dia melihat John Chardon mendorong sebuah kotak baja ke dalam mobil dengan alat pembersih karpet di dalamnya.

Seorang saksi lain Morag Hermann, yang kadang menjaga anak-anak keluarga Chardon, mengatakan John suka jika rumahnya selalu bersih dan "seluruhnya harus sempurna".

Seorang saksi lainnya, Kylie Fryer mengaku, dia terakhir kali melihat Novy ketika dia ke sekolah menjemput anak-anak mereka di hari kejadian.

Fryer mengatakan Novy lega bahwa segala hal yang berhubungan dengan perceraiannya sudah selesai, namun dia "takut" dengan bagaimana kemungkinan reaksi dari suaminya.

Ketika ditanya oleh pengacara pembela, Fryer membenarkan bahwa Novy pernah mengatakan khawatir suaminya akan menceraikannya tanpa memberinya uang.

Selanjutnya pengadilan menghadirkan saksi yang berbicara melalui penerjemah, Marshall Aguilor yang bertemu John Chardon melalui situs kencan Asia pada tahun 2011.

Ia mengatakan kepada pengadilan, John Chardon mengutarakan niatnya agar sang istri terbunuh di Filipina.

Aguilor mengatakan kepada pengadilan bahwa ia dan John Chardon bertemu di sebuah hotel di Cebu di Filipina pada awal 2012 dan bahwa Chardon bertanya kepadanya: "Bisakah Anda membunuh?"

"Saya tetap tenang dan menenangkan diri. Saya bertanya padanya siapa yang ingin anda bunuh ... ia bilang istri saya," kata Aquilor.

"Ia mengatakan kepada saya jika Anda tak bisa melakukan ini, bisakah Anda membantu menemukan seseorang yang akan melakukannya dan saya akan mengaturnya."

"Dia akan membayar $ US10.000 (atau setara Rp 100 juta) ... jika saya bisa menemukan pembunuh bayaran.

"Dia ingin saya menemukan tebing ... yang hanya ada sedikit orang ... itu tak akan menarik perhatian ... dan dia bisa meninggalkannya di sana."

Aguilor memberi tahu pengadilan bahwa John Chardon memintanya untuk membeli senjata dengan peredam dan juga mengirim uang kepadanya, tetapi ia tidak pernah setuju dengan pembelian itu.

Ia mengatakan bahwa dirinya memberi tahu John Chardon bahwa ia akan berusaha menemukan pembunuh bayaran.

"Tapi pada kenyataannya, saya tak kenal siapa-siapa."

Juri dipertontonkan sebuah email pada Juli 2012 dari John Chardon ke Aguilor, di mana John Chardon mengatakan ia tidak bisa lagi mentransfer uang ke luar negeri karena istrinya.

"Istri saya kejam, tak berperasaan, egois, p**ac*r serakah," kata John Chardon dalam email itu.

Aguilor mengatakan, John mengatakan kepadanya bahwa istrinya lalai terhadap anak-anak dan sang istri punya pacar yang akan "mendadak kaya" jika mereka bercerai.

Pengacara John Chardon, Tony Kimmins, bertanya kepada Aguilor tentang hadiah $ 250.000 (atau setara Rp 2,5 miliar) atas informasi dalam kasus ini.

Aguilor mengatakan ia tak termotivasi untuk mengambilnya karena alasan uang.

Namun saksi Mark Lester Clayton dalam sidang Senin (19/8/2019), seorang pekerja di pemerintah kota setempat, mengaku melihat seorang perempuan Asia yang atraktif memakai bikini di pantai Gold Coast sedang minum-minum anggur bersama seorang pria.

Saksi mengaku sesuai dengan yang bisa dia ingat, kejadiannya pada tanggal 10 Februari 2013.

Novy sendiri terakhir kali terlihat pada tanggal 6 Februari 2013 dan menurut penyelidikan polisi, sejak itu Novy tidak pernah diketahui menggunakan kartu bank, menemui dokter, atau meninggalkan Australia.

Dalam persidangan, Mark Clayton menyatakan saat itu dia sedang mencari tempat berteduh di bawah pohon.

Dia mengaku bertemu dengan seorang perempuan yang sedang minum-minum bersama seorang pria berkulit putih, berbadan tinggi dan berumur sekitar 40 tahun.

"Dia memperkenalkan perempuan itu sebagai Novy," kata Mark Clayton, seperti dilaporkan kantor berita Australian Associated Press.

Saksi mengaku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya, namun dia ingat pria tersebut menyebut "Novy" berasal dari Perancis.

Pria tersebut, katanya, juga sempat menyatakan bahwa dia mencintai perempuan itu atau kata-kata semacam itu.

Mark Clayton bersikukuh perempuan itu "sangat identik" dengan Novy Chardon - setelah ia melihat foto Novy yang dimuat di sejumlah berita, tidak sampai dua jam setelah ia meninggalkan pantai Gold Coast.

Pengakuan John Chardon pada polisi

Rekaman pemeriksaan polisi yang diperdengarkan kepada juri dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan ini, hari Selasa (27/8/2019).

Pemeriksaan polisi terhadap John direkam lebih dari dua minggu setelah Nony yang saat itu berusia 34 tahun dilaporkan menghilang.

Saat itu, terdakwa ini mengatakan bahwa dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada istrinya.

"Saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya tahu bahwa saya tidak melakukan apa-apa padanya," kata John Chardon.

Dia mengaku ingat bahwa istrinya itu menyampaikan akan atau harus pergi jauh sebelum menghilang.

John menjelaskan kepada polisi bahwa Novy mengenakan celana pendek ketat "layaknya pelacur" sebelum menghilang.

Dalam pemeriksaan saat itu John Chardon juga mengakui adanya perselisihan terkait perceraian mereka.

Uang mingguan Rp 12 juta
Terdakwa yang dikenal sebagai pengusaha jutawan selanjutnya mengatakan kepada petugas bahwa dia memberi Novy "uang saku" mingguan sebesar 1.200 dolar (sekitar Rp 12 juta).

Dia menjelaskan bahwa istrinya itu memiliki tas tangan senilai 60.000 dolar (Rp 600 juta) dan egois.

"Maksud saya, keegoisan dia itu akan membuat Anda tidak percaya," kata John Chardon dalam rekaman.

Saat ditanya lebih lanjut oleh petugas, John mengaku "kaget" menerima surat dari pengacara perceraian yang disewa Novy pada Pukul 3 sore 6 Februari 2013.

John mengaku menanyakan surat itu tapi Novy tampaknya "benar-benar mengabaikan" dia.

Kepada polisi, John mengatakan dia harus minum pil tidur malam itu.

Ketika terbangun keesokan harinya, katanya, istrinya itu sudah menghilang bersama mobil, laptop dan barang-barang lainnya.

Dalam rekaman pemeriksaan polisi, John mengatakan bahwa istrinya menginginkan pembagian aset 50-50 setelah mendapat nasihat hukum dari pengacaranya.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia juga akan mendapatkan saham perusahaan saya," kata John.

Dia menambahkan, Novy juga ingin mengambil sebagian investasi suaminya yang bernilai 600.000 dolar di sektor pertambangan dan dana pensiun.

Tapi John memastikan bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.

"Pengacaranya menyebut dia berhak mendapatkan 50-50. Tapi itu pendapat pengacara saja," katanya.

Sebelumnya dia juga mengaku memberi Novy "uang saku" mingguan sebesar 1.200 dolar (sekitar Rp 12 juta).

Terdakwa menjelaskan bahwa istrinya itu memiliki tas tangan senilai 60.000 dolar (Rp 600 juta) dan orangnya sangat egois.

Kaget terima surat cerai
Dalam rekaman wawancara yang sama, John mengatakan kepada para detektif bahwa dia "kaget" menerima surat cerai dari Novy pada Pukul 3 sore, 6 Februari 2019. Di hari yang sama Novy menghilang.

John bersikukuh tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi pada istrinya itu, namun dia mengaku ingat Novy sempat berkata bahwa dia akan pergi, atau harus pergi, meninggalkannya.

Menurut versi John, Novy kemungkinan melarikan diri setelah "seseorang menanamkan rasa takut akan Kristus ke dalam dirinya".

"Siapa pun yang berhubungan dengannya, saya pikir mereka telah melakukan hal kotor padanya."

Terdakwa bahkan menyebut dirinya curiga istrinya itu terlibat dalam perampokan senjata.

"Saya sangat yakin bahwa dia mengemasi perhiasannya lalu pergi menghilang," kata John Chardon.


Tulis Komentar