Riau

Heboh Soal Isu Suap Proyek, Ini Tanggapan Ketua DPRD Kampar dan Komisi D

Rapat dengar pendapat antara Komisi D DPRD Kabupaten Kampar dengan puluhan pengusaha di ruang Banggar DPRD Kabupaten Kampar, Senin (9/3/2020).

GILANGNEWS.COM - Isu praktik suap menyuap untuk mendapatkan proyek di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar dan berbagai kebijakan lain yang memberatkan para pengusaha menyeruak dalam rapat dengar pendapat antara Komisi D DPRD Kabupaten Kampar dengan puluhan pengusaha di ruang Banggar DPRD Kabupaten Kampar, Senin (9/3/2020).

Menyikapi hal itu Ketua DPRD Kabupaten Kampar Muhammad Faisal yang ikut dalam pertemuan dan berlangsung cukup panas itu berjanji akan memanggil stakeholder, kepala dinas maupun Unit Layanan Pengadaan (ULP) di lingkungan Pemkab Kampar.

Faisal menegaskan, DPRD sangat mendukung apa yang disampaikan para pengusaha/rekanan. Ia berharap pembangunan di Kabupaten Kampar bisa terwujud lancar dan terjadi pemerataan pembangunan.

Sekretaris DPD Partai Gerindra Kabupaten Kampar itu meminta masukan positif dari semua pihak dan masukan yang konstruktif untuk pembangunan Kampar ke depan.

Terkait masalah Pokir (pokok pikiran) anggota dewan di sejumlah OPD,

Faisal sampaikan masalah Pokir para pengusaha harus berpikir jernih dulu. Karena secara aturan dan peraturan perundang-undangan DPRD harus memasukkan Pokir kegiatan untuk membangun daerah di daerah pemilihan masing-masing.

"Pokir merupakan kewenangan yang diberikan negara kepada DPRD untuk menampung aspirasi di Dapil masing-masing," kata Faisal.

Pokir ini untuk menyerap aspirasi masyarakat ketika dewan reses maupun silaturahmi.

Ia menegaskan agar di Kampar tak ada lagi budaya suap menyuap, seluruh kegiatan yang memberatkan kontraktor tak ada lagi. "Kita ikuti aturan dan peraturan perundang-undangan agar kemudian hari tidak terjebak masalah hukum," tegas Faisal.

Kepada para rekanan Faisal juga mengingatkan agar menjaga amanah yang diberikan dan bekerja sesuai aturan. "Ketika turun memang banyak pekerjaan tak sesuai spek. Mungkin karena praktik suap. Membias. Uang mungkin kemana-mana. Seharusnya pakai besi sepuluh yang dipakai besi delapan. Kita harap kedepan tak ada lagi," tegas politisi asal Danau Bingkuang ini.

Ia menegaskan bahwa pihaknya punya komitmen besar untuk Kampar. "Kami tolong dipantau juga karena bapak tangan mata kami. Karena keterbatasan kami, kami harap bapak kontraktor dan media menjadi mata tangan kami. Silakan sampaikan agar pembangunan Kampar transparan," ulasnya.

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kampar Agus Candra mendukung sikap para kontraktor termasuk tidak ingin menyuap OPD. "Karena kami menginginkan keberkahan juga. Kita tak bisa memaksakan merdeka mereka bersilat di belakang kita," katanya.

Ia memahami persyaratan yang dianggap berat oleh para pengusaha. Agus berjanji akan mempertanyakan ke pihak eksekutif dan ia berharap APBD senilai Rp 2 triliun lebih menjadi berkah untuk rakyat Kampar dan setidaknya dapat mengurangi penganggurangan.

Anggota Komisi D DPRD Kampar Anasril juga menjelaskan bahwa Pokir adalah amanah Undang-undang dan dewan merasa bertanggungjawab kepada masyarakat.

Memanas

Suasana hearing Komisi D dengan para kontraktor yang juga dihadiri pengurus BPC Gapensi Kabupaten Kampar juga sempat memanas saat Wakil Ketua Komisi D DPRD Kampar Haswinda berbicara blak-blakan soal permainan uang dalam pengadaan proyek.

"Orang Pemda meminta uang dahulu terkadang karena beban dinas terlalu banyak," kata Haswinda.

Ia juga mengungkapkan soal banyak kontraktor yang menjanjikan akan memberikan sesuatu kepada OPD namun tak bisa direalisasikan.

"Bukan saya mau berpihak kepada dinas, tapi kawan kontraktor yang menjanjikan, terkadang kawan kontraktor menjanjikan, janji itu tak kawan tepati," ulas Haswinda yang menceritakan berapi-api.

Istri mantan salah seorang kepala OPD di Kampar ini mengingatkan para kontraktor bekerja sesuai aturan dan jangan sampai dinas mendapat kecaman dan diperiksa aparat penegak hukum dan KPK.

Suasana rapat sempat memanas karena pada saat Haswinda menyampaikan pernyataan salah seorang kontraktor Irwansyah menyela dan berteriak agar Haswinda menyetop pembicaraannya.


Tulis Komentar