Riau

Salat Berjemaah Belum Dilarang, Bupati Meranti Minta Warga Tetap Jaga Pola Hidup Sehat

Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi.

GILANGNEWS.COM - Di tengah wabah Covid-19, di Kepulauan Meranti salat berjemaah di Musala dan Masjid belum ada pelarangan. Namun demikian, warga diminta untuk senantiasa memperhatikan faktor keselamatan.

Sebagaimana yang disampaikan Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi, akibat wabah virus corona, beberapa kota besar di Indonesia telah menutup masjid dan tempat ibadah lainnya. Hal ini dilakukan untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 agar situasi kembali aman seperti sedia kala.

Namun, khusus di Kepulauan Meranti, Irwan menegaskan, belum ada pelarangan untuk melakukan salat berjemaah sebagaimana dilakukan beberapa kota besar lainnya. Sebab, hingga Jumat siang itu, Meranti belum berstatus tanggap darurat CoviD-19 belum ada warga Meranti positif terinfeksi virus corona (hasil positif dari uji lab).

"Beberapa kota, Masjid telah ditutup, kita mungkin belum sampai seekstrim itu, karena status daerah kita baru sampai ke siaga darurat," kata Irwan.

Meski demikian, Irwan minta warga tak terlena. Warga diimbau agar senantiasa menjalani pola hidup sehat dan menjaga faktor keselamatan. Terutama saat melaksanakan salat berjamaah baik di mushalla maupun masjid.

"Seandaianya bapak ibu masih ingin melaksanakan salat berjemaah di masjid, saya mengimbau agar memperhatikan faktor keselamatan. Saya minta menggunakan masker, kemudian menjaga jarak, untuk tidak terlalu rapat," kata Irwan.

Selain itu, Irwan juga minta kepada pengurus masjid atau tempat ibadah agar senantiasa menyediakan sabun pencuci tangan. Dengan usaha maksimal dan sama-sama berdoa, Irwan berharap wabah CoviD-19 yang membuat warga menjadi resah ini segera berakhir.

Firman, salah seorang pemuda yang ditemui usai melaksanakan salat di salah satu Masjid di Dorak mengaku memang ada rasa was-was ketika berkumpul di dalam masjid. Namun, ia tetap melaksanakan kewajiban tersebut dengan melakukan beberapa antisipasi seperti memakai masker, membawa sajadah sendiri, dan mencuci tangan saat sampai di masjid.

"Sejak banyak berita corona ini, memang dah macam tertanam di alam bawah sadar kita. Ada saja keraguan yang kita rasakan," ujar Pir.

Di sisi lain Firman mengatakan, saat ia Salat mengenakan masker, ia merasa jemaah lain seakan-akan enggan berada di sampingnya. Padahal, aku Firman, saat itu ia sama sekali tidak sakit dan hanya mengikuti anjuran pemerintah untuk senantiasa pakai masker ketika keluar rumah.

"Semoga saja anggapan saya itu salah. Tapi, memang terasa seakan-akan yang di samping saya tadi enggan terlalu dekat di barisan (shaf)," cerita Firman.

Untuk itu, Firman juga berharap pihak terkait agar terus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk senantiasa mengenakan masker ketika keluar rumah. Imbauan itu harus disampaikan juga bahwa, yang pakai masker belum tentu sakit.

"Awalnya kan ada pernyataan bapak bupati, yang pakai masker yang sakit saja, kalau sehat tak perlu pakai masker. Mungkin itu lah yang buat warga lain menganggap kalau ada jamaah pakai masker, dalam keadaan sakit. Padahal belum tentu demikian, saya sama sekali tak sakit," kata Firman lagi.


Tulis Komentar