Riau

Pesona Bukit Rimbang Baling Mulai Dilirik

Bukit Rimbang Baling.

GILANGNEWS.COM - Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, provinsi Riau memiliki keindahan alam luar biasa. Pesona alamnya yang asri selalu menggoda orang untuk datang.

Kamis (7/5/2020) giliran Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kampar H Azwan bersama mitra bertandang. Ikut juga dalam rombongan itu Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono beserta staf, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar Zulia Dharma, Camat Kampar Kiri Hulu Dasril, pihak swasta Divisi Pengembangan Jalan TOL PT Hutama Karya (Persero), Pelaku usaha Surya Darmawan dan pengusaha pariwisata Wayan DeCotoz.

Kegiatan ini diberi nama Rimbang Baling Adventure (Petualangan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling).

Kepala Bappeda Kampar H Azwan kepada wartawan mengatakan, Rimbang Baling Adventure ini merupakan bagian dari kegiatan monitoring dengan mitra BBKSDA Riau. Termasuk juga pelaku usaha pariwisata yang juga owner DeCotos Villa XIII Koto Kampar. Mereka berkomitmen untuk berkolaborasi dengan semua stakeholder untuk pengembangan wisata alam di kawasan hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling.

Beberapa kegiatan monitoring ini meliputi pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, seperti pembangunan jalur interpretasi yang menghubungkan sembilan desa di dalam kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling, pembangunan beberapa jembatan dan sarana listrik.

Perjalanan ini juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat karena rombongan juga menggelar aksi sosial.

Divisi Pengembangan Jalan Tol PT Hutama Karya (Persero) saat kegiatan Rimbang Baling Adventure ikut memberikan bantuan dalam bentuk Sembako senilai Rp 10 juta kepada masyarakat di Kampar Kiri Hulu. Ditambah dengan bantuan 100 botol fruit orange fresh hand sanitizer spray dari pengusaha Surya Darmawan. Bantuan ini diberikan dalam upaya pencegahan Pandemi Covid-19.

Ia menceritakan, perjalanan diawali dari Desa Tanjung Belit pukul 11.30 WIB menuju Desa Tanjung Beringin. Dengan menaiki empat unit piyau, (alat transportasi Sungai Subayang berupa sampan bermesin), rombongan menyusuri aliran Sungai Subayang yang terkenal dengan kejernihan airnya. Pemandangan alam di kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling yang sejuk dan asri terbentang di sepanjang perjalanan.

Rombongan menyempatkan diri singgah di Air Terjun Batu Dinding yang merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Kampar Kiri Hulu. Sesampai di Desa Muara Bio, Kepala Bappeda dan rombongan meninjau jembatan gantung Sei Didu Desa Muara Bio yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum RI tahun anggaran 2019. Pemandangan alam yang dihiasi pelangi terlihat begitu indah dari jembatan Sei Sidu Muara Bio siang itu.

Dengan menaiki sepeda, Kepala Bappeda juga menjelajahi jalur interpretasi Desa Muara Bio - Desa Batu Songgan Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang berada dalam Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling. Sebagian ruas interpretasi tersebut saat ini sudah bisa dilewati.

Titik terakhir perjalanan Rimbang Baling Adventure di Desa Tanjung Beringin. Sebelum kembali ke titik kumpul di Desa Tanjung Belit, rombongan menyempatkan mandi di Sungai Subayang. Rasa letih dan haus setelah perjalanan seharian di saat menunaikan ibadah puasa terasa hilang ketika menceburkan diri ke air sungai yang jernih dan sejuk. Rasa bahagia dan gembira terpancar dari wajah seluruh anggota rombongan setelah menempuh perjalanan yang mengesankan.

Rangkaian kegiatan diakhiri dengan berbuka bersama di rumah salah seorang warga di Desa Tanjung Belit. Kepada rombongan disuguhkan kuliner khas Kampar Kiri Hulu seperti sambal ikan kacau dan tumi lompok ayam.

Kepala Bappeda Kampar Azwan kepada wartawan di sela-sela perjalanan menyampaikan bahwa kegiatan Rimbang Baling Adventure ini disamping monitoring kegiatan tahun 2019, juga sebagai bagian tadabbur alam. Mengagumi indahnya ciptaan Allah SWT Sungai Subayang yang mengalir di kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling.

Sungai Subayang merupakan urat nadi perekonomian sebagai jalur transportasi utama yang menggunakan piyau sebagai alat angkutan orang dan barang. “Semoga dengan telah dimulainya pembangunan jalur interpretasi yang melintasi sembilan desa sepanjang 37 KM sebagai jalur alternatif jalan darat roda dua bisa terwujud sesuai target tahun 2022. Insya Allah,” pungkas Azwan.

Azwan mengatakan, pengembangan kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling sebagai kawasan wisata yang bertujuan mengangkat perekonomian masyarakat ini merupakan program pemerintah kabupaten Kampar.

Pembangunan jalur interpretasi yang ditargetkan selesai tahun 2022 ini merangkai jalur dari Desa Tanjung Belit sampai Desa Pangkalan Serai sepanjang 37 kilometer. Hingga saat ini sudah selesai dibangun sebanyak 25 persen atau sepanjang

Untuk merangkai jalur ini diperlukan sebanyak 70 jembatan, baik jembatan panjang, jembatan gantung maupun jembatan berukururan pendek. "Lebarnya dua meter karena ini alternatif transportasi darat, jalur roda dua," ulasnya.

Jalur interpretasi ini memiliki potensi wisata untuk pencinta olahraga sepeda. "Kita telah punya wahana yang menantang di lokasi itu," bebernya.

Meski jalur darat terus dibuka, namun untuk jalur sungai tetap dipertahankan sebagai kawasan wisata sungai. "Kita ingin masyarakat setempat membentuk polisi adat yang bisa menjadi penjaga hutan," terangnya.

"Itu sudah disepakati bupati dan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BBKSDA yang mensyaratkan pembangunan jalan dibuat semacam kearifan lokal dan polisi adat bisa mencegah pengrusakan hutan," ulasnya.

Potensi wisata di SM Rimbang Baling terus membuahkan hasil. Sebagai contoh, sebelum pandemi Covid-19, setiap minggu Ketua Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Kabupaten Kampar membawa wisatawan, rata-rata empat buah sampan setiap minggunya.

"Ada tamu dari mancanegara juga," katanya.

Azwan menambahkan, kedepan Pemkab Kampar akan mempersiapkan sebuah iven wisata terpadu dan akan mengundang pelaku wisata. "Di sana ada kulinernya, souvenir, jadi terintegrasi di situ," katanya.

Saat ini Pemkab Kampar juga menunggu pembangunan jalan yang sumber dananya dari APBN dan APBD Provinsi Riau yang saat ini sedang diperjuangkan anggota DPR RI


Tulis Komentar