Riau

Inspiratif! Kotoran Sapi Menjijikkan Jadi Bisnis Menjanjikan di Tangan Rojali

GILANGNEWS.COM - Kotoran sapi dianggap menjijikkan bagi sebagian orang. Namun di tangan orang yang tepat, kotoran sapi bisa jadi bisnis yang menjanjikan untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Seperti Rojali (38), salah seorang peternak sapi dari kelompok ternak Lembu Sejahtera di Kampung Merempan Hulu, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau. Ia berhasil meraup untung dari jual beli kotoran sapi sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.

Sudah 4 tahun bisnis itu digeluti Rojali sejak 2016 lalu. Bermula dari seorang teman sesama anggota kelompok ternaknya yang mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Kemudian mereka sepakat mencoba berbisnis itu. Akan tetapi bisnis tersebut terkendala oleh alat operasionalnya dan terhenti di tengah jalan.

Seiring berlalunya waktu, banyak petani di Siak yang malah ingin membeli kotoran sapi dari ternak mereka untuk kebutuhan pembuatan pupuk organik. Dari situlah muncul ide Rojali untuk menjual bahan bakunya saja.

"Alhamdulillah sekarang yang beli banyak dari Siak dan luar Siak," cakap Rojali.

Kotoran sapi itu dijual dengan dua macam, ada kering dan basah. Untuk kotoran sapi kering dibandrol seharga Rp12 ribu per karung. Sedangkan yang basah dibandrol Rp200 per kilogramnya.

Rojali mengatakan, penjualan kotoran sapi itu tak menentu. Kadang sepi pembeli dan pernah juga terjadi peningkatan penjualan saat masyarakat demam bunga hias belakangan ini.

"Ya namanya jualan kadang sepi kadang ramai, Mas. Penjualan terbesar pernah sampai Rp6 juta dalam sebulan, karena diborong orang untuk pupuk bunga hias," katanya.

Hasil penjualan tidak sepenuhnya murni untuk Rojali. Sebab ia tak hanya menjual kotoran sapi dari ternak miliknya saja tetapi juga ternak milik 17 orang dalam kelompok ternaknya.

"Jadi kami sistem bagi hasil, 60 persen untuk saya 40 persennya lagi disetor ke kas kelompok," kata dia.

Dalam sehari, Rojali mampu mengumpulkan kotoran sapi basah sedikitnya 500 kg per harinya. Sedangkan kotoran kering bisa dikumpulkan mencapai 10 kg dari satu ekor sapi dalam tiga hari. Itu dikumpulkan dari 25 ekor sapi yang ada dalam kelompok ternaknya.

Menurutnya, meski dihadang pandemi Covid-19, penghasilan dari menjual kotoran sapi tak mengalami dampak serius.

"Karena petani butuh pupuk ya kan. Pas musim bunga kemaren banyak juga yang beli per karung. Ya bersyukur, seperti kemarin ada orang borong kotoran sapi basah sampai Rp700 ribu," katanya.

Ia juga memaparkan beberapa keunggulan jika petani menggunakan pupuk organik untuk pertanian, seperti hasil panen lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. Sekaligus dapat menghemat biaya pupuknya.

"Bagi kami juga ada manfaatnya, salah satunya mengurangi limbah di peternakan dan bahkan bisa menghasilkan uang," tutupnya.


Tulis Komentar